"Alhamdulillah, syukur. Saya merasa sangat senang dan bangga karena Tontowi bisa mengharumkan nama keluarga, daerah, bangsa dan negara. Ini adalah hasil puncaknya, dia sudah pernah tiga kali juara All England, SEA Games sudah dan ini terakhir Olimpiade yang paling tinggi," kata Husni yang ditemui di penjemputan Tontowi/Liliyana di Bandara Soekarno-Hatta.
Selama di Olimpiade, sebut Husni, anaknya itu kerap kali menghubunginya baik lewat pesan singkat (SMS) maupun telepon. Permintaan doa tak kunjung putus disebut pebulutangkis berusia 29 tahun itu kepada kedua orang tuanya. Bahkan, sampai mau naik podium untuk menerima medali emasnya, Tontowi masih juga menghubungi sang Ayah untuk mengungkapkan kegembiraanya.
Pesan terakhir yang diterima Husni dari Tontowi saat itu yakni hanya meminta ayahnya untuk menjemput kedatangannya langsung ke Bandara. "Dia minta dijemput. Katanya, bapak sama ibu harus jemput ke Bandara. Karena kan istri dan anaknya menunggu di Kemenpora," kata Husni lagi.
Terkait bonus, Husni mengatakan anaknya itu sudah pintar mengatur keuangan. Bahkan, bonus terdahulu yang didapat Tontowi tak lupa dia berikan kepada keluarganya, mulai dari orang tua dan kakak-kakaknya.
"Tidak usah diajari dia sudah pandai (mengelola uang). Ayahnya kan wiraswasta, jadi darah ayahnya ini sudah mengalir dalam dirinya. Dia sudah ada perhitungan ini-itu untuk masa depan pastinya supaya untung. Yang pasti saya sangat bangga anak saya bisa mengharumkan nama bangsa dan negara" tandasnya.