Juara Hong Kong Open 2023 itu, sejatinya, bermain apik di gim pertama dengan mampu menjaga keunggulan. Tren apik tersebut tidak konsisten seusai di gim kedua, dan wakil negeri tirai bambu tersebut mampu menemukan bentuk permainan terbaik.

Alhasil, runner-up China Open 2023 tersebut bisa memaksa Jonatan Christie bermain tiga gim. Pada gim penentuan, tunggal putra kelahiran 15 September 1997 tersebut kewalahan sehingga akhirnya menyerah dalam tempo 1 jam 18 menit. "Pada gim pertama saya bisa mengontrol permainan dan apa yang dipersiapkan berjalan dengan baik. Lawan juga terlihat kesulitan dalam menahan serangan saya," tutur Jojo --sapaannya-- melalui siaran pers Humas PP PBSI.

"Saya merasa kesulitan di gim kedua dan ketiga seusai shuttlecock yang sulit untuk saya kendalikan. Lawan juga bisa beradaptasi dengan baik sehingga dia bisa lebih tenang, sabar dan tidak mudah untuk diserang," Jojo, menambahkan.

Peraih medali emas Asian Games Jakarta-Palembang 2018 itu mengaku akan melakukan beberapa perubahan untuk bisa bersaing lebih baik lagi.

Maklum, pada awal tahun di Malaysia Open 2024 dan India Open 2024, performa Jonatan masih belum konsisten. Pada ajang Malaysia Open 2024, Jonatan terhenti di 32 besar seusai menyerah dari wakil India, Kidambi Srikanth, dengan skor 21-12, 18-21, 16-21. Sementara pada Malaysia Open 2024, Jojo angkat koper di 16 besar seusai menyerah dari wakil tuan rumah, Lee Zii Jia, dengan skor 15-21, 13-21.

"Bersyukur dengan hasil yang diraih. Hasil ini tidak seusai dengan ekspektasi dan target saya. Sejauh ini saya masih perlu ada yang diubah dan ditambah dalam latihan," kata Jojo.

"Secara keseluruhan saya sudah berjuang sampai akhir dan mungkin masih belum beruntung bisa menang di pertandingan kali ini," demikian  Jojo.

Dengan hasil ini Jojo gagal mempertahankan gelar juara Indonesia Masters seusai di edisi 2023 menjadi juara. Pada edisi sebelumnya Jojo naik podium tertinggi seusai mengalahkan rekan senegaranya, Chico Aura Dwi Wardoyo, dengan skor 21-15, 21-13.