Tampil meyakinkan sejak awal pertandingan, Akbar/Berry langsung mengambil alih kendali pertandingan. Bahkan, pasangan PB Djarum ini tak memberikan kesempatan untuk Kim/Lee melepaskan serangan. “Kuncinya ada di kemenangan Shesar di partai ketiga. Begitu kita tahu Shesar menang, kita semakin percaya diri. Begitupun di lapangan. Kita coba bermain enjoy dan nothing to lose. Alhamdulillah kita bisa menang dan menjadi penentu,” kata Berry Angriawan kepada Djarumbadminton.com.
Bagi Akbar Bintang Cahyono yang baru kali ini memperkuat tim putra PB Djarum Kudus, mengaku sangat senang dan bangga. “Ini pertama kalinya saya ikut memperkuat tim yang sudah membesarkan saya sejak kecil. Rasanya senang dan bangga bisa selalu menyumbang poin untuk tim dan menjadi penentu kemenangan untuk PB Djarum Kudus,” ungkap Akbar.
Pada partai final ini sendiri, merupakan pertemuan ketiga secara beruntun bagi PB Djarum Kudus dan Musica Trinity sepanjang sejarah Djarum Superliga Badminton. Namun, pada Djarum Superliga 2015 di Bali dan 2017 di Surabaya, PB Djarum Kudus harus puas finis sebagai runner up. Meski kali ini tak diperkuat tenaga pemain asing, PB Djarum Kudus mampu membuktikan kelasnya dan menghentikan dominasi Musica Trinity yang sudah mengoleksi empat gelar juara secara beruntun.
Sementara itu, Lee Yong Dae mengaku cukup kecewa dengan kekalahan yang dialaminya atas Akbar/Berry dan gagal mempersembahkan gelar juara kelima untuk Musica Trinity. “Yang pertama saya ucapkan selamat untuk kemenangan PB Djarum Kudus. Hari ini Akbar/Berry bermain dengan sangat baik. Saya sangat kecewa harus kalah di saat banyak suporter yang mendukung saya di lapangan,” ungkapnya sedikit kecewa.