Kim Sa Rang/Lee Yong Dae yang turun di partai keempat tak kuasa membendung penampilan apik dari pasangan Akbar Bintang Cahyono/Berry Angriawan, dan menyerah 15-21 dan 11-21. Pun demikian dengan peraih medali emas Asian Games 2018, Jonatan Christie yang harus mengakui keunggulan Shesar Hiren Rhustavito lewat kekalahan 21-19, 23-25 dan 14-21 di partai ketiga.
Kombinasi anyar Fajar Alfian/Vladimir Ivanov di partai kedua juga tak mampu berbicara banyak saat menghadapi pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Mohammad Ahsan. Fajar/Ivanov kalah dalam dua game langsung, 18-21 dan 14-21. Hanya Anthony Sinisuka Ginting yang berhasil menyumbangkan satu poin kemenangan bagi Musica Trinity lewat kemenangan 21-15, 20-22 dan 21-18 atas Ihsan Maulana Mustofa di partai pembuka.
“Saya rasa persiapan PB Djarum sangat mantap tahun ini. Baik di nomor ganda maupun tunggal sama-sama punya kekuatan yang merata. Kita semua harus salut dan bangga kepada PB Djarum karena bisa juara walaupun tanpa diperkuat pemain asing. Kita harus ikut senang dengan hal itu, karena artinya kualitas pemain Indonesia semakin membaik,” ungkap Manajer tim Musica Trinity, Effendy Widjaja kepada Djarumbadminton.com.
Sudah mengikuti perjalanan Djarum Superliga Badminton sejak 2013 hingga sekarang, tidak ada perubahan terlalu signifikan dari komposisi pemain yang diracik Musica Trinity. Bahkan, materi pemain yang diturunkan tahun ini, hampir 90 persen materi pemainnya sama dengan superliga 2017 lalu.
“Selama kita menang, kita mau pemain yang sama. Jadi kita mau mempertahankan itu karena kita semua sudah seperti keluarga. Selain itu, keikutsertaan Musica di kejuaraan ini hanya sebatas meramaikan dan memeriahkan. Jadi kita memang tidak ada perubahan komposisi pemain yang terlalu banyak,” jelasnya.
“Secara keseluruhan kita puas dengan hasil ini,” tutup Effendy.