"Di remaja dia mentok di babak delapan besar, ketemu Gregoria terus. Jadi, buat cari suasana baru dia naik ke taruna. Kebetulan anaknya senang tantangan," jelas Toto, Pelatih Pelatprov DKI.

Di kelas taruna, Jauza melaju ke babak dua tunggal putri usai dipaksa bertarung tiga game oleh pemain PB Djarum Syafitri Nur Azizah. Sepanjang pertandingan kerap berlangsung kejar-mengejar poin. Bahkan, terjadi deuce panjang di game kedua. Namun, Jauza akhirnya berhasil memetik kemenangan 21-11, 29-30, dan 21-18 dalam waktu 46 menit.

"Kelebihan Jauza tadi lebih bisa kontrol bola saat ada angin daripada lawan. Dia juga gak dipatok target jadi mainnya lebih lepas," lanjut Toto.

Kebalikan dari Jauza yang bermain lepas, Syafitri justru merasa terbebani. Ketika sudah memenangi game kedua dan memaksakan rubber game, ia malah kurang sabar di game penentuan yang menjadi kunci kekalahannya.

"Main saya suka gak lepas kalau ketemu lawan yang lebih muda. Mungkin karena merasa harus bisa lebih unggul jadi malah beban. Tadi di game ketiga saya mainnya buru-buru, gak sabar pengen cepet-cepet matiin bola lawan tapi justru bola saya yang mati-mati sendiri," papar Syafitri.

Di babak dua, Jauza akan menantang unggulan ketujuh, Mitzi Abigail Purnama dari PB Sarwendah. Mitzi melaju usai memetik kemenangan sempurna  dari pemain PIkiran Rakyat Tasik Nadya Putri Febrynasari, 21-15 dan 21-13.