Praveen/Debby Kalah Di Tangan Tiongkok

Indonesia Open ‐ Created by TIF

JAKARTA - Ganda campuran unggulan ke delapan asal Indonesia, Praveen Jordan/Debby Susanto tak mampu berkutik kala jumpa pasangan Tiongkok Lu Kai/Huang Yaqiong di babak pertama BCA Indonesia Open Superseries Premier (BIOSSP) 2016. Kalah dua set langsung, 15-21, 10-21, Selasa (31/5), ini jadi pembelajaran berharga buat keduanya jelang Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil 5-22 Agustus mendatang.

Baik Debby maupun Praveen menyesal dengan kekalahan tersebut. Keduanya kerap kali membuat kesalahan sendiri yang menguntungkan bagi permainan lawan. Padahal, keduanya memprediksi bisa jumpa seniornya, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di perempat final jika mulus melakoni laga-laga awal.

"Permainan mereka sangat rapih, terutama cowoknya (Lu Kai) yang punya postur tinggi dengan jangkauan yang panjang. Saya juga banyak melakukan kesalahan tersendiri," kata Debby pada konferensi pers usai laga.

Lanjut Debby, sejak awal dia sudah menyebut undian memang kurang menguntungkan bagi pasangan yang meraih juara di All England 2016 lalu itu. Apalagi, pada pertemuan keempat keduanya ini lawan sudah mengantisipasi lebih banyak terkait pola permainan pebulutangkis yang juga akan mewakili Indonesia di Brasil nanti itu.

"Target awal kami memang mengalahkan mereka dan bertemu Owi/Butet di perempat final. Tapi tadi pasangan Tiongkok itu sedikit mengubah pola permainan dan lebih variatif dari segi pukulan. Mereka yang lebih banyak menerapkan pola dan kita di dikte," jelas Debby, dara asal Palembang Sumatera Selatan itu.

Praktis, hasil buruk Praveen/Debby sangat mengecewakan pecinta bulutangkis Tanah Air. Namun, kekalahan ini sekaligus jadi pembelajaran luar biasa bagi keduanya supaya di Rio de Janeiro nanti permainan mereka bisa lebih berkembang lagi.

Senada dengan Debby, Praveen pun mengaku dirinya terus tertekan oleh permainan lawan sejak awal. "Kita nyesel banget. Tapi apa boleh buat. Sekarang lebih penting bagaimana kita persiapan ke Rio (de Janeiro) nanti," pungkas Praveenn.