Keduanya harus melalui laga sengit sebelum naik ke podium juara. Redi memastikan gelar juara lebih dulu usai membekuk unggulan keenam, Firman Abdul Kholiq asal Mutiara Bandung, 14-21, 21-18, dan 21-17 dalam waktu 50 menit.
"Di game pertama tadi tegang, jadi mainnya banyak error. Terus saya lupa kalo dia pemain kidal, saya malah banyak ngasih bola ke kiri. Akhirnya, mulai game kedua saya rubah pola permainan," papar Redi.

Pemain asal SGS PLN itu pun tak menyangka dapat meraih juara. Gelar ini ia persembahkan bagi kedua orang tua dan klub-nya yang telah mendukungnya selama ini.

"Gelar juara ini jadi kejutan buat saya sendiri. Senang bisa membanggakan orang tua dan klub," sahutnya.

Sementara Febtria menyusul kesuksesan Redi dan meraih gelar pertamanya usai menumbangkan unggulan ketiga Putri Sekartaji, 14-21, 21-7, dan 21-19 dalam waktu 1 jam 4 menit. Kehadiran ibunda tercinta yang datang langsung untuk mendukung putri tercintanya itu menjadi suntikan motivasi terbesar bagi Febtria.

"Alhamdulillah, bisa memecahkan kebuntuan di Sirnas selama ini yang belum pernah jadi juara. Makasih buat ibu yang udah dateng jauh-jauh ke sini kasih support buat saya," ungkap Febtria.

Ia mengaku di game pertama masih ragu-ragu sehingga harus kecolongan poin dan memaksakan rubber game. Namun, di game berikutnya ia lebih percaya diri dan berhasil mempertahankan pola permainannya hingga memetik kemenangan.

"Di awal tegang jadinya malah banyak ragu. Terus saya coba lebih percaya diri dan berani dorong bola ke belakang, gak cuman main bola di depan terus," pungkasnya.