(Olimpiade Rio 2016) Jumpa Fuchs/Michels, Praveen/Debby Diskusi dengan Richard

Praveen Jordan/Debby Susanto
photo: badmintonindonesia.org
Olimpiade ‐ Created by RYN

Pasangan juara All England 2016, Praveen Jordan/Debby Susanto akan berhadapan dengan pasangan asal Jerman, Michael Fuchs/Birgit Michels di laga kedua penyisihan Grup A Olimpiade Rio 2016. Menghadapi pemain Eropa, Praveen/Debby terlebih dulu akan mempelajari permainan lawan dan berdiskusi dengan Pelatih Ganda Campuran Pelatnas PBSI, Richard Mainaky.

"Kami akan nonton video dan diskusi dengan kak Icad (Richard Mainaky) untuk polanya. Kalau Eropa rata-rata polanya rapi dan percaya diri. Jadi kami nggak boleh anggap enteng, harus tetap harus waspada,” tutur Debby.

Di laga pertama, Praveen/Debby berhasil mengatasi permainan lawan dengan baik usai dipaksa bertarung tiga game. Praveen/Debby menang 21-12, 19-21 dan 21-15 dari pasangan Lee Chun Hei Reginald/Chau Hoi Wah asal Hong Kong.

Praveen Jordan/Debby Susanto (photo by: Badminton Photo)

"Strategi menyerang dan banyak memberikan bola pendek ke arah backhand sudah bisa berjalan baik, sehingga di game pertama permainan lawan sulit berkembang,” ungkap Richard Mainaky, Pelatih Ganda Campuran.

Namun, Praveen/Debby kecolongan di game kedua. Sempat unggul 19-16, Praveen/Debby lengah dan balik tertinggal 19-21. Beruntung Praveen/Debby berhasil mengembalikan pola permainan di game ketiga yang akhirnya membuahkan kemenangan.

Hari ini mereka sudah main di pola mereka tapi di game kedua Jordan (Praveen Jordan) agak sedikit kendor sehingga permainan lawan berkembang. Di samping itu memang di game kedua posisi lawan menang angin dan Jordan banyak ragu-ragu,” tambah Richard.

Lewat kemenangan ini, Praveen/debby sekaligus berhasil menyamakan rekor pertemuan dengan Lee/Chau. Sebelumnya, kedua pasangan ini telah berhadapan sebanyak tujuh kali dan Lee/Chau unggul 4-3.

Kami benar-benar menerapkan pola sesuai yang kami mau di game pertama dan berjalan dengan baik. Game kedua sebenarnya juga sudah benar mainnya, hanya memang terburu-buru di poin-poin akhir. Kurang kontrol, jadi panik sendiri,” pungkas Debby.