Menyoal Semangat Juang Leo/Daniel dan Bagas/Fikri

Daniel Marthin & Leo Rolly Carnando (Humas PP PBSI)
Daniel Marthin & Leo Rolly Carnando (Humas PP PBSI)
Nasional ‐ Created by EL

Jakarta | Pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis Indonesia Aryono Miranat menilai, berdasarkan penampilan pada China Open 2023, secara garis besar, kepercayaan diri dan keyakinan para ganda putra "Merah Putih" dalam bermain perlu ditingkatkan lagi. Di lain sisi, "fighting spirit" atau semangat juang Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri juga menjadi sorotan Aryono.

"Secara garis besar secara keseluruhan yang perlu diperhatikan adalah faktor teknisnya. Masalah kepercayaan dirinya dan keyakinan dalam bermain perlu ditingkatkan lagi. Konsistensi permainan itu hadir bila kita dalam keadaan percaya diri," jelasnya, melalui keterangan Humas PP PBSI, Minggu (10/9).

"Di masalah teknis yang perlu dibenahi adalah pertahanan dan akurasi pukulan harus lebih bagus lagi. Di latihan nanti saya sudah merencanakan untuk menambah latihan akurasi. Juga kita harus bisa kembali memegang permainan di depan net," Aryono, menambahkan.

Pelatih berusia 59 tahun ini juga menyoroti penampilan Leo/Daniel yang gagal meredam unggulan ketiga Liang Wei Keng/Wang Chang di babak pertama China Open 2023. Mereka kalah dua gim langsung 15-21, 18-21 dari wakil tuan rumah tersebut, pada pertandingan berdurasi 36 menit di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, China.

"Untuk Leo/Daniel kengototan permainannya seperti hilang, PR (pekerjaan rumah) mereka bagaimana mengembalikan fighting spirit-nya," katanya.

Sebaliknya, Aryono melihat Bagas/Fikri telah menemukan kembali performa terbaik mereka, meski tersisih di babak perempat final. Selain itu, pasangan juara All England 2022 itu dinilainya tetap harus meminimalkan kesalahan-kesalahan sendiri. "Fighting spirit, pola permainan sudah cukup baik hanya memang diperlukan konsistensi dan kepercayaan diri yang lebih lagi. Bagaimana Fikri di depan bisa lebih menguasai area depan dan Bagas dengan pukulan kerasnya bisa menjadi senjata di belakang," pungkasnya.