Anthony Punya Prospek, Tapi Butuh Konsistensi

Anthony Sinisuka Ginting (Indonesia) mengembalikan shuttlecock.
Anthony Sinisuka Ginting (Indonesia) mengembalikan shuttlecock. (Foto: PBSI - Bimo)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Anthony Sinisuka Ginting memang menjadi andalan Indonesia di sektor tunggal putra. Pebulutangkis nomor enam dunia itu bahkan dianggap punya prospek yang cukup tinggi untuk mengembalikan kejayaan tunggal putra Merah Putih di kancah dunia. Tapi menurut Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, pemain kelahiran Cimahi 24 tahun itu masih harus meningkatkan konsistensinya.

“Ginting punya prospek yang bagus, begitu juga dengan Jonatan (Christie). Ginting harus konsisten dengan permainan. Seringkali Ginting, bila permainannya sudah terbaca, dia bingung. Terkadang ketika dia menyerang dan tidak bisa poin karena pemain lawan ulet, akhirnya dia malah kalah,” ujar Susy Susanti sebagaimana dikutip dari hasil wawancara dengan cnnindonesia.com.

Lebih lanjut Susy menuturkan bahwa sebagai pemain elit, Anthony harus cermat dalam menyiasati strategi permainan yang dia miliki. Pebulutangkis jebolan PB SGS PLN itu memang punya tipikal permainan menyerang. Tapi Susy berharap Anthony bisa lebih meningkatkan variasi pukulannya.

“Ginting harus belajar untuk menerapkan strategi pertama dan kedua, begitu juga mempersiapkan strategi yang ketiga. Teknik dan fisik Ginting juga harus ditingkatkan karena permainan Ginting termasuk tipe yang boros tenaga,” tuturnya.

“Ginting masuk kategori pemain bagus tetapi belum bisa konsisten dengan permainan yang dia punya. Sedangkan kalau pemain yang masih belum konsisten, saat mereka bagus, ya main bagus. Tetapi pas main jelek, lawan pemain yang belum punya nama pun bisa kalah,” sambungnya menambahkan.

Meski demikian, terlepas dari itu semua, peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu juga mengungkapkan kekagumannya terhadap semangat juang yang dimiliki Anthony ketika bertanding. “Soal semangat dan perjuangan di lapangan, saya salut sama Ginting, termasuk saat di Asian Games. Sampai tak bisa jalan pun dia bakal memaksa main. Dia melakukannya selalu sampai titik akhir,” tandasnya.