Indonesia International Challenge 2022 - Untung-Rugi Melawan Teman Sendiri

Bodhi Ratana Teja Gotama & Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay (Djarum Badminton)
Bodhi Ratana Teja Gotama & Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay (Djarum Badminton)
Internasional ‐ Created by EL

Yogyakarta | Melawan rekan satu pelatnas bisa menjadi keuntungan sekaligus kerugian. Kedua pemain tahu keunggulan dan kekurangan masing-masing, mengalahkan teman tak pernah mudah meski ada jarak dalam prestasi dan peringkat. Situasi tersebut dihadapi atlet tunggal putra Indonesia Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay kala bertemu Bodhi Ratana Teja Gotama di babak delapan besar Indonesia International Challenge 2022, Jumat (30/9) malam.

Unggulan teratas itu menang dua gim langsung 21-11, 21-9 atas Bodhi dalam tempo 35 menit. Untuk kali pertama pada turnamen yang digelar di GOR Amongrogo, Yogyakarta, ini, Ikhsan menyudahi pertandingan tanpa harus melalui drama tiga gim, layaknya dua pertandigan sebelumnya.

"Ada perlawanan juga. Start awalnya dari 1 sampai 11, ada perlawanan. Tapi setelah itu dia justru menurun," kata atlet asal klub PB Djarum ini.

"Sulitnya tadi itu ya lawan adalah kawan sendiri, jadi perasaan harus ditahan. Kita, kan, teman di pelatnas, jadi ada sedihnya juga ada firasat kasihannya itu. Tapi ini, kan, turnamen. Kalau sudah di lapangan bukan teman lagi," tambah Ikhsan, mengenai kendala utama yang mengisi pikirannya selagi berlaga.

Kini, Ikhsan berpeluang untuk kembali ke partai puncak dan mengulangi prestasi gemilang kala menjuarai Indonesia International Series 2022 yang berlangsung di gedung olahraga yang sama, sepekan silam. Menurutnya, selain kondisi fisik, fokus dan pikiran menjadi prioritas utama yang perlu dijaganya di sisa pertandingan di turnamen ini.

"Saya berupaya untuk lebih fokus ke diri sendiri. Bagaimana cara fokus di lapangan, menjaga ketenangan, dan menjaga pikiran," jelasnya.

Lin Kuan-Ting, pebulu tangkis kidal asal Taiwan menjadi lawan Ikhsan di babak empat besar yang akan digelar pada Sabtu (1/10). Kedua pemain belum memiliki rekor pertemuan, meski Ikhsan pernah menyaksikan penampilan Lin di sejumlah pertandingan. "Karena dia pemain kiri jadi yang diperlukan adalah fokus untuk tidak salah menaruh bola," katanya.

"Tapi menurut saya, (lawan) sama saja. Kembali ke diri sendiri untuk mencari cara mengontrol (permainan) itu serta mengontrol sisi emosionalnya," demikian Ikhsan.