Fajar/Rian Bicara Terbuka tentang Pencapaian di Empat Turnamen

Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto & Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae (Humas PP PBSI)
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto & Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae (Humas PP PBSI)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Korea Open 2020 menjadi akhir perjalanan panjang di awal 2022 bagi dua atlet bulu tangkis Indonesia, Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto. Secara berturut-turut, ganda putra "Merah Putih" ini turun di tiga turnamen di tiga negara Eropa serta satu turnamen di Korea Selatan. Pasangan berperingkat sembilan dunia itu menghabiskan waktu selama satu setengah bulan di negeri asing.

"Secara penampilan di Korea ini, kami menilai kami sudah cukup baik dengan bisa masuk final walau tidak berhasil mempertahankan gelar," kata Fajar, secara umum mengomentari pencapaian mereka selama bertanding di Palma Indoor Stadium, Suncheon.

Menurut keterangan PP PBSI, empat turnamen yang diikuti Fajar/Rian, yakni Jerman Open 2022 dengan pencapaian 16 besar, All England 2022 (32 besar), Swiss Open 2022 (juara), dan Korea Open (runner up).

Rian mengakui, hasil mengecewakan didapat pada dua turnamen awal di Eropa. "Tapi di Swiss, kami berhasil bangkit dan juara. Itu menambah kepercayaan diri," ujarnya.

"Walau tidak berhasil juara di sini (Korea Open 2022), tapi masuk final saja sudah jadi tambahan motivasi kami ke depan," Rian, menuturkan.

Fajar/Rian gagal mempertahankan gelar juara Korea Open dan harus mengakui keunggulan pasangan tuan rumah, Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae, 21-19, 15-21, 18-21 di partai puncak Korea Open 2022.

Fajar menyatakan permohonan maaf, karena belum dapat memberikan gelar juara bagi Indonesia. "Kami mohon maaf untuk seluruh masyarakat Indonesia baik yang mendukung langsung maupun yang di Tanah Air karena belum bisa memberikan gelar juara," jelasnya.

"Terima kasih atas dukungan dan doanya selama ini, semoga kami ke depan bisa lebih baik lagi," Fajar, menambahkan.

Dengan kekalahan Fajar/Rian, Indonesia meninggalkan turnamen berlevel BWF World Tour Super 500 ini tanpa satu pun gelar, setelah Jonatan Christie dikalahkan wakil China, Weng Hong Yang, 21-12, 19-21, 15-21.