BWF Coba Bangun Situasi Terbaik untuk Menjalankan Turnamen

Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).
Federasi Bulutangkis Dunia (BWF). (Sumber: Google)
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Beberapa hari lalu, Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) menggelar konferensi pers virtual bersama sejumlah media di seluruh dunia. Presiden BWF, Poul-Erik Hoyer, Wakil Presiden BWF, Khunying Patama Leeswadtrakul dan Sekretaris Jenderal BWF, Thomas Lund turut hadir sebagai pembicara dengan pembahasan bagaimana menjalankan kembali turnamen di tengah kondisi pandemi yang belum mereda.

BWF terus berupaya untuk kembali menggelar kompetisi meski masih berada dalam situasi pandemi. Induk organisasi bulutangkis dunia itu sejatinya sudah merencanakan sejumlah turnamen pada Oktober dan November mendatang. Namun pada akhirnya, BWF terpaksa menangguhkan putaran final Piala Thomas dan Uber 2020 dan tiga turnamen seri Asia 2020 ke tahun depan.

Meski begitu, BWF dikabarkan bakal tetap menggelar Denmark Open 2020 BWF World Tour Super 750 yang rencananya berlangsung di Odense pada 13 hingga 18 Oktober mendatang.

Poul-Erik Hoyer menyampaikan rasa simpatinya kepada semua pihak yang terdampak ditiadakannya turnamen sebagai salah satu akibat dari wabah virus korona, khususnya kepada para atlet yang sudah hampir delapan bulan tidak bertanding.

“Tentu saja saya berharap bulutangkis bisa kembali lagi, namun turnamen tidak bisa berjalan di bulan Oktober, tidak diragukan lagi bahwa semua ingin turnamen kembali berjalan. Kami ada di sini untuk para pemain, kami berusaha agar turnamen bergulir lagi,” kata Poul-Erik Hoyer sebagaimana siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.

Sementara itu, pebulutangkis ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan mengatakan bahwa keputusan para pemain Indonesia untuk tidak ambil bagian pada ajang putaran final Piala Thomas dan Uber 2020 telah dipertimbangkan matang-matang. Hendra cs berharap besar jika situasi di tahun depan bisa membaik, seiring dengan persiapan penyelenggara yang lebih komprehensif. Mengingat ini adalah turnamen yang melibatkan banyak pemain dari berbagai negara.

“Kalau tahun ini kami memang belum berani untuk menempuh perjalanan jauh seperti ke Eropa. Sambil dilihat juga tahun depan seperti apa. Kemungkinan sih tahun depan akan bisa mulai lagi. Protokol kesehatan yang diterapkan negara penyelenggara juga menjadi salah satu faktor yang membuat pemain merasa aman untuk bertanding,” ungkap Hendra Setiawan.