BAC 2024 - Perhatian Tertuju pada Liu/Ou dan Bagas/Fikri

Bagas Maulana, Aryonon Miranat, & Muhammad Shohibul Fikri (Humas PP PBSI)
Bagas Maulana, Aryonon Miranat, & Muhammad Shohibul Fikri (Humas PP PBSI)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Pelatih kepala ganda putra pelatnas bulu tangkis Indonesia, Aryono Miranat, mengucap syukur atas pencapaian podium tertinggi yang diraih Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto pada All England 2024. Sepulangnya dari Inggris, Aryono langsung dihadapkan tantangan berat untuk mempersiapkan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri dalam perburuan tiket Olimpiade Paris 2024.

Bagas/Fikri masih harus bersaing dengan Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi untuk meraih tiket terakhir Paris 2024 di cabang olahraga bulu tangkis nomor ganda putra. Kedua pasangan bakal berlaga pada BAC 2024 di Ningbo, China, 9-14 November. Secara umum, juara All England 2022 itu harus mencapai hasil yang lebih baik pasangan tuan rumah tersebut.

"Pokoknya harus bisa lebih dari Liu/Ou itu, satu tingkat. Kalau misalnya Liu/Ou kalah di babak pertama, Bagas/Fikri harus mencapai semifinal. Karena kalau di delapan besar saja poinnya nggak cukup. Kalau semifinal, kan, ada penambahan poin yang cukup (untuk lolos Olimpiade)," papar Aryono, ditemui di pelatnas PP PBSI, Cipayung, Jakarta, Rabu (3/4).

Berdasarkan hasil undian atau drawing yang dimuat pada laman Tournament Software, di babak pertama, unggulan kedelapan Bagas/Fikri akan bertemu wakil Supak Jomkoh/Kittinupong Kedren. Sementara, Liu/Ou, yang menjadi unggulan ketujuh, akan meladeni M.R. Arjun/Dhruv Kapila asal India. Menanggapi hasil drawing, Aryono berujar, "Draw-nya cukup berat, ya. Tapi bagaimana pun juga mesti kita hadapi."

Sukses Fajar/Rian
Pada kesempatan tersebut, Aryono juga mengungkapkan rasa gembira atas pencapaian Fajar/Rian, yang berhasil mempertahankan gelar juara All England. Pasalnya, ia  merasa mendapatkan tekanan yang cukup tinggi sejak dipercaya menjadi pelatih kepala. "Puji Tuhan bisa juara. Sebelumnya, sebagai pelatih kita ada pressure juga. Apalagi baru pertama (meraih gelar juara all england sebagai pelatih kepala), rasanya senang, rasa plongnya ada," tuturnya.

"Tapi, ya, nggak bisa berhenti di sini aja. Kan, target ke depan masih banyak. Nggak boleh lengah, jangan cepat puas, harus tetap latihan keras," Aryono, menambahkan.

Aryono mengapresiasi sikap Fajar yang menyatakan, titel kampiun turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 1000 ini dipersembahkan bagi pelatih kelahiran Bandung, Jawa Barat, pada 27 April 1964 itu. "Kita berjuang sama-sama sejak saya masih asisten (pelatih). Dan ketika saya menjadi pelatih utama terus kita berhasil, saya juga senang," tanggapnya.

"Dengan Fajar/Rian bisa juara, kita sama-sama senang," demikian Aryono.