"Kami sebenarnya bermain sudah lumayan bisa mengimbangi. Tadi juga sempat unggul. Cuma kami kurang konsisten, terutama di poin-poin kritis," tutur Lanny kepada tim Humas dan Media PP PBSI, seusai pertandingan berdurasi 49 menit tersebut di Ningbo Olympic Sports Center Gymnasium, Ningbo, China.

Konsistensi, lanjut Lanny, menjadi tantangan terbesar mereka dalam mengadapi pasangan-pasangan elite dunia, seperti Chen/Jia. "Kami kurang konsisten, terutama di poin-poin kritis. Untuk melawan pasangan yang berada di atas itu harus bisa bermain lebih konsisten. Kami harus lebih konsisten dalam ketahanan pukulan," paparnya.

Sementara, Ribka mengakui, ia dan Lanny telah berupaya untuk menerapkan berbagai pola permainan dalam meladeni permainan peraih medali perak Olimpiade Tokyo 2020 tersebut. Di lain sisi, Lanny/Ribka kehilangan banyak poin lantaran kerap melakukan kesalahan sendiri. "Secara permainan sudah kami coba semua. Tetapi dari segi konsisten, lawan memang lebih baik," katanya.

"Saat kami unggul, kami masih sering kehilangan fokus dan konsistensi. Sebaliknya lawan malah jadi banyak mendapat poin dari kesalahan kami sendiri," Ribka, menambahkan.

"Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari pasangan China itu. Kalau ketemu lagi kami sudah tahu harus bermain bagaimana. Dan yang terpenting, kami harus bisa mencontoh fokus dan konsistensinya mereka di lapangan," pungkasnya.

Kedua pasangan kali pertama bersua di babak 32 besar BWF World Championships 2023. Lanny/Ribka kalah 5-21, 8-21 dalam tempo 30 menit.