Dalam acara pembukaan yang juga dihadiri Sekretaris Jenderal PP PBSI Ricky Soebagdja dan Kepala Pelatih Mulyo Handoyo, Taufik mengenang pengalamannya ketika menjadi peserta Seleknas lebih dari seperempat abad lalu.
"Saya masih ingat lebih dari 25 tahun lalu, bagaimana saya berdiri di posisi kalian, seorang atlet muda yang penuh ambisi, harapan, dan tekad untuk membuktikan diri," ujar Taufik.
Taufik mengingatkan bahwa Seleknas bukan hanya soal siapa yang terbaik hari ini, tapi siapa yang siap berkorban, berjuang, dan berdedikasi untuk menjadi juara dunia.
Seleknas 2025 selain mengambil dari juara pada masing-masing sektor, PBSI juga akan menerima masukan dari Tim Pemandu bakat yang telah dibentuk untuk keperluan ajang ini.
Lebih jauh lagi, setelah berkompetisi, para atlet yang terpilih akan menjalani serangkaian meliputi medical checkup, tes fisik berbasis sport science, tes psikologi, dan tes IQ, serta evaluasi teknik dan taktik. "Serangkaian tes tersebut akan membantu PBSI menemukan atlet dengan potensi terbaik. Tidak hanya dari sisi teknik, tetapi juga secara fisik, mental, dan daya pikir strategis," kata peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 itu.
"Tes tambahan bukan untuk menyulitkan atlet namun untuk memastikan bahwa atlet yang terpilih benar-benar siap menghadapi persaingan global," Taufik, menegaskan.
Seleknas PBSI 2025 digelar pada 11-15 Februari di pelatnas PP PBSI di Cipayung, Jakarta Timur.


