Jauh hari sebelum penyelenggaraan turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 1000 tersebut, Sekretaris Jenderal PP PBSI Ricky Soebagdja menyatakan, Indonesia menargetkan satu gelar juara Indonesia Open 2025 melalui nomor tunggal putra atau ganda putra. "Target kami adalah menggondol satu gelar juara dari tunggal putra atau ganda putra. Sektor yang lain diharapkan terjadi kejutan," kata Sekretaris Jenderal PP PBSI Ricky Soebagdja melalui siaran pers Humas PP PBSI pada awal Mei lalu.
Namun, tak satu pun pemain tunggal putra "Merah Putih" yang mencapai partai puncak. Peluang untuk mengakhiri paceklik gelar juara ada di tangan Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani, tetapi ganda putra non-pelatnas yang juga wakil tuan rumah tersisa di final itu kalah tiga gim 21-18, 19-21, 12-21 dari Kim Won Ho/Seo Seung Jae asal Korea Selatan.
Wakil Ketua Umum (Waketum) I PP PBSI Taufik Hidayat, yang hadir di Istora menyaksikan rangkaian partai final Indonesia Open 2025, mengucapkan selamat atas kelancaran penyelenggaraan turnamen sejak hari pembuka. Namun, peraih keping emas Olimpiade Athena 2004 itu menyayangkan kegagalan tuan rumah meraih gelar juara.
"Terima kasih untuk seluruh atlet Indonesia yang sudah berjuang keras di lapangan, khususnya selamat Sabar/Reza walau non-pelatnas saat ini namun berhasil menjadi runner up satu-satunya dari Indonesia. Dalam beberapa hari ke depan saya selaku Waketum 1 PP PBSI akan mengadakan evaluasi dari hasil ini mulai dari pelatih sampai pemain," tulisnya melalui akun Instagram @taufikhidayatofficial beberapa hari yang lalu.
"Mohon maaf dan mohon bersabar bagi pecinta bulutangkis Indonesia, kami terus bekerja dan memaksimalkan pemain yang sudah di level top dan menyiapkan generasi baru di setiap sektor," Taufik, menambahkan.
Ia pun berharap, dengan dukungan "Badminton Lovers" serta media, proses pematangan generasi baru di setiap sektor bakal segera membuahkan hasil.
Ketua Umum PP PBSI Muhammad Fadil Imran pun menanggapi lesunya prestasi bulu tangkis Indonesia sepanjang paruh pertama 2025, dengan menegaskan fokus utama organisasi saat ini adalah percepatan regenerasi atlet. "Kalau tanya saya, saya tentu ingin juara terus. Tapi saya juga harus objektif melihat situasi PBSI sekarang," ujar Fadil di Jakarta beberapa yang lalu, dikutip dari Antara.
Hasil yang belum memuaskan, menurutnya, bukan berarti menjadi alasan untuk pesimistis. Sebaliknya, PBSI kini lebih menekankan pembinaan jangka panjang melalui pembenahan sistem dan percepatan regenerasi atlet. "Selama enam bulan ini kami memang tidak terlalu terlihat, karena sedang memoles atlet-atlet junior untuk empat hingga delapan tahun ke depan. Fokus kami adalah pada regenerasi dan penyempurnaan sistem kepelatihan serta sistem kejuaraan," kata Fadil.
Beberapa nama dari sektor junior yang kini mulai muncul ke permukaan di pelatnas di antaranya adalah Jafar Hidayatullah, Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu, Moh. Zaki Ubaidillah, Putri Kusuma Wardani, serta Ester Nurumi Tri Wardoyo. "Saya menyiapkan junior ini, dan memang tidak langsung kelihatan hasilnya. Tapi sekarang mulai muncul Jafar, Felisha, Ubed, Putri KW, Ester, dan lainnya," jelasnya.
Diakuinya, regenerasi sempat mengalami stagnasi dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, PBSI kini berupaya membangun kembali fondasi kuat bagi prestasi jangka panjang bulu tangkis Indonesia. Ia pun berharap publik dapat bersabar dan memberi kepercayaan kepada PBSI dalam menjalankan proses regenerasi.
Fadil optimistis, Indonesia bakal segera bangkit dan kembali bersaing di level elite dunia. "Proses ini butuh waktu, tapi kami yakin hasilnya akan terlihat dalam waktu yang tidak terlalu lama," pungkasnya.


