"Kalau kita lihat, mereka cukup menjanjikan. Tapi saya pernah bilang juga, jangan cepat puas. Mereka masih main di level Super 300, sementara di Super 500 ke atas itu tantangannya jauh lebih berat," kata Liliyana yang biasa dipanggil Butet, dikutip dari Antara, Rabu (10/9).
Lebih lanjut Butet mengemukakan, pada poin-poin kritis, pasangan muda masih terlihat kurang matang secara strategi dan mental, terutama saat menghadapi pasangan senior. Oleh karenanya, pengalaman menjadi kunci utama untuk dapat bersaing di level atas. Ia juga menekankan pentingnya komunikasi, kekompakan, hingga pemahaman taktik pada saat-saat krusial pertandingan. "Butuh pengalaman, jam terbang, dan juga belajar dari pemain-pemain top," ujarnya.
"Bagaimana cara mereka menghadapi tekanan, mengatur gestur tubuh, dan melakukan trik-trik di poin kritis, itu sangat penting," Butet, mengungkapkan.
Hal hampir senada juga dilontarkan oleh Owi, sapaannya. Ia mengapresiasi perkembangan permainan Jafar/Felisha. "Permainannya bagus, progresnya ada. Tapi memang butuh kesabaran dan konsistensi. Terutama dalam menjaga mental dan rutinitas latihan mereka," katanya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga pola hidup yang baik, termasuk istirahat dan asupan makanan untuk menunjang performa atlet muda. "Lingkungan itu penting. Ada saja faktor eksternal yang bisa memengaruhi performa. Jadi itu harus dijaga betul," ujarnya.
Kedua legenda bulu tangkis Indonesi itu sepikiran dan berharap, Jafar/Felisha dapat terus berkembang dan menjadi andalan Indonesia di sektor ganda campuran di masa mendatang.


