"Saya seperti terikut semangat mereka. Seperti waktu menjalani hari-hari rehabilitasi itu berat, tetapi melihat mereka latihan jadi ada keinginan besar untuk kembali berlatih," kata pemain berusia 28 tahun ini kepada wartawan, belum lama ini di Cipayung, Jakarta.
"Jadi saya kayak ketarik mereka. Itu yang membantu dan memotivasi untuk comeback," Anthony, menambahkan.
Berdasarkan daftar pemain pelatnas yang diumumkan oleh PP PBSI pada akhir tahun lalu, terkecuali Anthony, semua pemain tunggal putra adalah para pemain muda. Mereka adalah Alwi Farhan, Yohanes Saut Marcellyno, dan Moh. Zaki Ubaidillah, di kategori utama. Adapun di kategori pratama adalah Muhammad Reza Al Fajri, Prahdiska Bagas Sujiwo, Bismo Raya Oktora.
Para pemain muda tersebut pun menjadikan Anthony selaku sosok senior yang menjadi panutan bagi mereka. Keberadaannya membantu para pebulu tangkis muda yang memperkuat skuad pelatnas. Namun, Anthony menilai, dua generasi yang berbeda itu saling membutuhkan satu sama lain, semisal ketika ia terjerat magnet para pemain muda kala menjalani masa pemulihan cedera. "Ya perbedaannya ada, tapi kayaknya hampir sama aja," ujarnya.
"Bedanya yang lain (usianya) jauh di bawah. Saut aja bedanya enam tahun, alwi delapan tahun, ada yang sampai 10-11 tahun," tambahnya, seraya tertawa.
Saat ini Anthony tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti Kejuaraan Dunia 2025 di Paris, Prancis, 25-31 Agustus. Ia, Jonatan, dan Alwi menjadi wakil "Merah Putih" di nomor tunggal putra dalam kejuaraan yang telah memasuki edisi ke-29 tersebut. Pemain kelahiran Cimahi, Jawa Barat ini, tak memasang target tinggi pada kejuaraan ini. "Kalau ekspektasi, ya, nggak mau terlalu muluk-muluk dulu, sih," pungkasnya.


