Menurut laporan Kompas pada Sabtu (21/10), Ana/Tiwi menjadi ganda putri nomor dua Indonesia di bawah Apri/Fadia, yang saat ini menempati peringkat delapan dunia. Apri/Fadia akan diprioritaskan untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024. Namun, Ana/Tiwi bisa mendampingi Apri/Fadia jika memenuhi syarat mendapat jatah maksimal, yaitu dua tiket, untuk setiap negara dari setiap nomor.
Syarat tersebut adalah dengan menempatkan dua wakil pada posisi delapan besar pada daftar peringkat 30 April 2024.
Daftar tersebut disusun dari masa kualifikasi yang berangsung 1 Mei 2023 higga 28 April 2024. Adapun dua tiket untuk nomor tunggal bisa didapat jika dua pemin menempati peringkat 16 besar.
Pada Selasa (24/10) di Glaz Arena, Rennes, Prancis, Apri/Fadia bertemu Ana/Tiwi di babak pertama French Open 2023. Laga ini dimenangkan Apri/Fadia lewat straight games 21-16, 21-18 dalam tempo 36 menit. Kedua pasangan sudah dua kali bertemu, dan kedua pertandingan tersebut terjadi pada babak awal turnamen. "Kami dan Ana/Tiwi sedang sama-sama mengumpulkan poin untuk ke Olimpiade tapi harus bertemu di babak pertama. Dan kami di ganda putri cuma dua pasangan," tanggap Fadia kepada tim Humas dan Media PP PBSI, usai pertandingan.
"Kami cukup menyayangkan hasil undian di sini. Dalam waktu berdekatan, kami harus langsung bertemu dengan Ana/Tiwi di babak pertama setelah di Hong Kong Open lalu juga begitu," Apri, menanggapi laga di babak 32 besar turnamen BWF World Tour Super 750 itu.
Pelatih ganda putri pelatnas bulu tangkis Indonesia Eng Hian berpandangan, Apri/Fadia dan Ana/Tiwi memiliki kemampuan teknis berbeda. Kemampuan itu bukan sekadar teknik memukul. "Kalau untuk memperbaiki teknik pukulan, saya bisa memberikan latihan drilling. Faktor teknis yang saya maksud adalah kemampuan membaca permainan lawan dan cepat mengantisipasinya. Kemampuan Febriana/Amallia dalam faktor ini belum sebaik Apriyani/Fadia," tuturnya, melalui artikel berjudul "Ketat, Febriana/Amalia Kalah Lagi" tersebut.