"Di Pertandingan Terakhir, Semoga Bisa Memberikan yang Terbaik"

Muhammad Rian Ardianto & Fajar Alfian (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Muhammad Rian Ardianto & Fajar Alfian (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Nasional ‐ Created by EL

Jakarta | Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto adalah satu dari tiga wakil Indonesia di sektor ganda putra pada Kejuaraan Dunia 2025 di Paris, Prancis. Tak tertutup kemungkinan, kejuaraan yang berlangsung pada 25-1 September ini menjadi ajang terakhir bagi pasangan unggulan keempat itu, setelah selama 11 tahun bermain bersama.

Seperti diketahui khalayak, terlebih para pencinta bulu tangkis Indonesia, pada awal Juni lalu, PP PBSI mengumumkan bahwa Fajar berpasangan dengan Muhammad Shohibul Fikri untuk menghadapi beberapa turnamen yang masuk dalam tur Asia. Daniel Marthin, pasangan Fikri, masih harus menepi untuk pemulihan cedera lutut kiri. Fajar/Fikri pun menuai hasil gemilang dengan menjuarai China Open 2025.

Sepulang dari China, masa percobaan Fajar/Fikri diperpanjang, kemudian didaftarkan di dua turnamen Tur Dunia BWF mendatang, yaitu turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 750 China Masters 2025 pada 16-21 September dan Korea Open 2025 (Super 500), 23-28 September. Sementara, Rian, yang berpasangan dengan Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, juga didaftarkan di ajang ini.

Sebelum menghadapi dua turnamen tersebut, Fajar dan Rian harus menuntaskan  perjuangan pada Kejuaraan Dunia 2025. Mereka mendapatkan bye di babak 64 besar, dan menunggu pemenang laga antara Hung Kei Chun/Lui Chun Wai asal Hong Kong dan Kevin Lee/Ty Alexander Lindeman (Kanada). Jika menang, Fajar/Rian kemungkinan bertemu Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang).

Fajar menuturkan, mereka telah melalui persiapan yang maksimal dalam menghadapi kejuaraan dunia yang telah memasuki edisi ke-29 tersebut. Sementara, Rian menuturkan tentang kesiapan dan fokus yang dapat mendukung kontrol emosi agar dapat tampil stabil dan tenang saat bertanding nanti. "Sebisa mungkin, pasti pengin memberikan yang terbaik. Tapi saya juga pengin kontrol juga, jangan terlalu mengebu-gebu. Takutnya malah jadi bumerang, malah kitanya jadi terlalu beban," ungkap Rian.

Kepada wartawan, termasuk Djarum Badminton, di pelatnas PP PBSI, Cipayung, Jakarta, Kamis (14/8) pagi, Fajar dan Rian berbicara seputar persiapan menjelang keberangkatan ke Paris, target pada Kejuaraan Dunia, kepastian bermain dengan pasangan baru, hingga kiriman nasi dari penggemar. Berikut petikan wawancaranya:

Kalian kembali lagi berpasangan, bagaimana dengan persiapan menuju Kejuaraan Dunia 2025?
Fajar: Ya persiapannya pasti sudah maksimal, tinggal menunggu hari H. Kita juga di minggu-minggu kursial ini, dalam arti minggu-minggu yang kita harus jaga fokusnya dan kesehatannya. Itu sih yang minggu-minggu sekarang, maksudnya latihan terus tetap, tapi kita melatih konsentrasi yang lebih.

Tanggapan kalian atas hasil drawing?
Fajar: Ya kemarin sudah keluar drawing, pasti tidak ada yang mudah apalagi ini kejuaraan dunia. Siapa pun pasti berpeluang buat juara, dan dilihatnya drawing, babak pertama kami menunggu pasangan Hong Kong sama Kanada.

Kami juga mau melihat nanti di video-video mereka, kami juga nggak tahu permainan mereka karena belum pernah ketemu kalau tidak salah ya. Jadi step by step, ya. Kami juga tidak mau memikirkan drawing jauh-jauh, tapi kami pengin dari awal kami fokus. 

Setelah Kejuaraan Dunia ini kalian dipisah lagi. Mungkin ini turnamen atau kejuaraan terakhir buat kalian bersama, mungkin juga tidak. Apa target kalian pada kejuaraan ini?
Fajar: Ya kalau dari saya pribadi yang pasti pengin berbuah manis sama Rian. Sudah 11 tahun juga, ya, hari kemarin, saya juga lupa. Karena ada yang ngirim nasi dari tim FajRi. Ngirim nasi sebagai syukuran 11 tahun. Yang pasti pngin juara dunia, karena kami juga belum pernah meraih titel itu, baru juara tiga. Tapi di tahun ini semoga harapan itu bisa membuahkan hasil.

Rian: Pastinya pengin memberikan yang terbaik lah ya. Persiapannya juga harus baik, semoga nanti hasilnya baik. Dengan sisa persiapan ini, semoga bisa menjaga kesehatan. Yang penting sehat dulu, sampai di sana juga jaga fokusnya, semoga bisa. 

Apakah kalian menjadikan kejuaraan ini sebagai ajang pembuktian?
Rian: Ya sebisa mungkin, pasti pengin memberikan yang terbaik ya. Tapi saya juga pengin kontrol juga, jangan terlalu mengebu-gebu juga. Takutnya malah jadi bumerang, malah kitanya jadi terlalu beban. Pengin tunjukin yang terbaik, tapi pas lainnya nggak enak nanti malah jadinya pressure sendiri ya. Yang pasti kita harus selalu menjaga fokusnya. Walaupun nanti dipisah, di pertandingan terakhir ini semoga bisa memberikan yang terbaik. Dan semoga berhasil. 

Apa yang masih kurang dalam persiapan akhir menuju ke kejuaraan dunia ini?
Rian: Saya rasa dari kemarin persiapan sudah cukup bagus ya. Tinggal jaga fokusnya, maintain badannya juga, istirahatnya. Dari kemarin juga persiapan sudah cukup baik, sih. 

Dari pelatih memberikan target bagi kalian untuk juara, apa tanggapan kalian?
Rian: Ya kalau dikasih target ya jadikan motivasi aja sih. Ya pasti semua juga pengin jadi juara dunia ya, siapa yang nggak mau jadi juara dunia. Tapi kita lihat lagi step-by-step gimana dari persiapannya, pas kita sampai sana, jaga kondisinya, segala macam. Jadi harus siap terus, lah, maksudnya mau dikasih target apapun ya kita harus siap. Karena kita juga nggak mau datang ke sana cuma asal main doang. Yang pasti kita juga pengin memberikan yang terbaik. 

Mengenai pasangan-pasangan baru kalian, apa saja yang didiskusikan dengan pelatih atau di antara kalian berdua?
Rian: Ya terakhir juga ngobrolin sama pelatih juga. Jadi memang dikasih (uji) coba di beberapa turnamen ini sampai di akhir tahun, ya. Hasilnya seperti apa, kan, kita juga nggak tau juga hasilnya ke depannya seperti apa. Jadi mungkin kalau hasilnya bisa konsisten ya mungkin bisa lanjut terus sama partner baru. Kalau nggak, ya, yang nggak tahu plan pelatih ke depannya bagaimana.

Saya pribadi, sih, penginnya lebih ke mempersiapkan diri lebih baik aja, ya. Mau partner siapa pun ya kita harus selalu siap ya. Karena kan kita memang nggak tau ke depannya bakalan terus atau ganti-ganti pasangan. Kita nggak ada yang tau jadi lebih ke mempersiapkan diri sendiri. 

Kalau pembicaraan di antara kalian berdua?
Fajar: Kan yang pasti kalau dari saya pribadi yang pasti, saya dan Rian juga belum official dalam arti dipecah. Ini juga masih coba-coba sambil menunggu Daniel, seperti apa kondisinya. Tapi dalam arti ini buat Indonesia. Ini buat Indonesia. Saya juga sekiranya mau, mau sudah 11 tahun ini bagaimana, sih, partner yang lain, gitu. Kita juga setelah akhir tahun bagaimana sama Rian atau sama Fikri, tidak ada yang tau. Tapi memang ini bukan officially kita dipecah. Tapi ini ajang buat coba-coba sampai akhir tahun bagaimana kita ke depannya seperti apa.