"Alhamdulillah tetap bersykur bisa masuk ke final lagi, walaupun kembali hasilnya belum sesuai yang kami inginkan. Masih jadi juara kedua," tanggap Fikri melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.
Dari segi permainan, lanjut Fikri, Kittinupong/Dechapol bermain lebih rapi, menampilkan pertahanan yang tangguh, dan berhasil meladeni berbagai serangan yang digencarkan lawan. "Kami malah kurang sabar," ungkapnya.
"Mereka tidak gampang dimatikan, kami sudah mencoba tapi tidak bisa tembus akhirnya tidak sabar dan melakukan kesalahan. Pasangan Thailand bermain sangat baik," Daniel, menambahkan.
Lebih lanjut Daniel menyatakan, mereka pernah bertemu dan menang atas Kittinupong/Dechapol di babak empat besar Thailand Masters 2025. Pada laga kali ini, menurutnya, tak ada yang berubah dari segi pola permainan yang ditampilkan oleh unggulan keenam tersebut. "Hanya mereka lebih safe hari ini," katanya.
Sementara, menurut Fikri, momentum ada di pihak mereka setelah berhasil memaksakan rubber game. "Kami keluarkan daya juang terbaik dan meningkatkan komunikasi, berusaha mencari celah dan berhasil. Sayang tidak berlanjut di gim ketiga, mereka sudah lebih siap dan solid," jelasnya.
"Banyak pelajaran yang diambil. Kami tidak boleh terlalu mudah buang poin dan masih harus meningkatkan power untuk menghadapi kondisi-kondisi seperti ini (laju kok lambat)," Fikri, menambahkan.
Daniel pun meluapkan rasa kecewa lantaran gagal merebut podium teratas turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 300 ini. "Kami kecewa jadi runner-up, tapi tidak boleh berlarut-larut. Kami harus latihan lebih keras lagi dan coba lagi di turnamen berikutnya," pungkasnya.


