Kejuaraan Dunia 2025 - Tantangan Kunlavut Mempertahankan Gelar

Kunlavut Vitidsarn (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Kunlavut Vitidsarn (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Kunlavut Vitidsarn akan bertanding pada Kejuaraan Dunia 2025 di Paris, Prancis, dengan status juara bertahan. Pebulu tangkis tunggal putra asal Thailand itu mendapatkan tantangan berat dalam usaha mempertahankan medali emas yang diraihnya dua tahun lalu di Kopenhagen, Denmark. Menurutnya, kejuaraan dunia edisi ke-29 ini menyajikan persaingan yang sangat kompetitif.

"Tahun ini cukup sulit. Setelah memenangkan gelar juara dunia, saya sangat ingin mempertahankannya. Tunggal putra sangat kompetitif, jadi saya masih belajar, mempersiapkan diri untuk Kejuaraan Dunia, dan belajar dari pertandingan ke pertandingan," papar peraih medali perak Olimpiade Paris 2024 ini, dalam tayangan bertajuk "Badminton Weekly Ep. 123 | Countdown to the #BWFWorldChampionships" di akun YouTube BWF TV, yang disiarkan pada Selasa (19/8).

"Saya juga terus meningkatkan performa dari pertandingan ke pertandingan untuk kembali ke Kejuaraan Dunia," Kunlavut, mengungkapkan.

Dalam tayangan yang disiarkan melalui situs berbagi video tersebut, Kunlavut juga menuturkan, seusai meraih medali emas Kejuaraan Dunia 2023, tantangan kian berlipat. Namun, ia tetap fokus untuk mengincar gelar juara pada sejumlah turnamen level tinggi. "Saya mulai mencari tujuan berikutnya, All England, Olimpiade, dan turnamen-turnamen seperti itu. Semuanya sulit dicapai sekarang," katanya.

"Jika saya mendapat kesempatan lagi untuk Kejuaraan Dunia, saya ingin mencobanya lagi. Rasanya seperti mendorong batas kemampuan, memecahkan rekor sendiri," jelas pemain asal sekolah bulu tangkis Banthongyord itu.

Di usia 24 tahun, Kunlavut telah menorehkan catatan baru. Ia meraih gelar juaranya yang keempat pada musim kompetisi tahun ini, seusai mengalahkan pemain asal China, Lu Guang Zu, di final Singapore Open 2025. Sebelum titel juara di Singapura, ia menjuarai Indonesia Masters 2025, Badminton Asia Championships 2025, dan Thailand Open 2025.

Kunlavut juga menyatakan, sukses yang diraihnya tidak terlepas dukungan kedua orang tua serta adik perempuannya, Sarunrak Vitidsarn, yang juga berprofesi sebagai pemain bulu tangkis. Rasa gembira terpancar dari wajah mereka, kata Kunlavut, ketika menyambut kedatangannya di Thailand lalu mendapat "oleh-oleh" gelar juara dunia. "Mereka senang. Orang tua dan adik saya selalu mendukung," ungkapnya.

"Selama ini, saya hanya fokus dan melakukan pekerjaan saya. Apa yang harus saya lakukan setiap hari sebenarnya sederhana, yaitu berlatih, makan, dan istirahat. Itu tidak bisa dibandingkan dengan apa yang orang tua saya lalui, semisal mengantar-jemput keluarga," Kunlavut, menuturkan.

Kunlavut kini adalah figur publik di negerinya. Ia disegani oleh lawan-lawan yang berasal dari berbagai bumi. Di balik ingar-bingar serta berbagai titel juara, Kunlavut merasa dirinya adalah sosok yang sama, baik di dalam begitu pun di luar lapangan. "Saya tetap orang yang sama. Hanya berusaha melakukan yang terbaik selagi masih bisa. Saya rasa, untuk karier bulu tangkis ini, karier tunggal putra tidak bertahan lama, jadi saya hanya ingin memaksimalkannya," ujarnya.

Setidaknya, dalam karier olahraga pukul bulu ini, Kunlavut telah mencapai satu dari sejumlah impiannya. "Memenangkan kejuaraan dunia selalu menjadi salah satu impian saya sejak kecil. Kejuaraan Dunia, Olimpiade, dan All England, tiga gelar besar ini adalah impian saya sejak kecil. Dan bisa memenangkan gelar juara dunia, itu adalah sesuatu yang luar biasa bagi saya," pungkasnya.