Kejuaraan Dunia 2025 - Perburuan Emas, Seberapa Besar Peluang Indonesia?

Bagas Maulana & Leo Rolly Carnando (Humas PP PBSI)
Bagas Maulana & Leo Rolly Carnando (Humas PP PBSI)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Terakhir kali wakil Indonesia meraih medali emas Kejuaraan Dunia adalah pada edisi 2019 melalui ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Sesudah keberhasilan pasangan berjuluk "The Daddies" itu, keping perak lewat ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti pada Kejuaraan Dunia 2023 adalah pencapaian terbaik "Merah Putih" selanjutnya. Nah, seberapa besar peluang para wakil Indonesia pada edisi 2025?

"Merah Putih" memiliki 12 wakil yang lolos ke Kejuaraan Dunia 2025 yang berlangsung di Adidas Arena, Paris, Prancis, 25-31 Agustus. Lima pemain di antara selusin wakil Indonesia telah menjuarai empat turnamen Tur Dunia BWF pada musim tahun ini. Mereka adalah ganda putri Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti pada Thailand Masters 2025, ganda campuran Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu (Taipei Open 2025), dan tunggal putra Alwi Farhan (Macau Open 2025).

Fajar Alfian juga termasuk dalam daftar tersebut, melalui titel juara Super 1000 China Open 2025, tetapi dengan pasangan yang berbeda, Muhammad Shohibul Fikri. Di Paris, Fajar kembali bermain dengan Muhammad Rian Ardianto dan menempati unggulan empat.

"Berdasarkan statistik BWF World Tour 2025, sulit rasanya melihat atlet Indonesia berdiri di podium tertinggi pada hari terakhir persaingan di Adidas Arena. Dari 18 turnamen Super 300 hingga Super 1000, Indonesia hanya meraih empat gelar juara, jauh di bawah China dengan 24 gelar, Korea Selatan (16), dan Thailand (12)," Kompas, melaporkan pada Sabtu (23/8).

Surat kabar harian tersebut juga menyatakan, jika ada celah bagi Indonesia untuk membawa gelar juara dunia, kans tersebut ada di tangan para wakil di sektor ganda putra. Selain Fajar/Rian, Indonesia memiliki dua pasangan lainnya, yaitu Sabar Karyama Gutma/Moh Reza Pahlevi Isfahani dan Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana. "Dari lima sektor, hanya pelatih ganda putra pelatnas Antonius Budi Ariantho yang menyebut target juara," tulis Kompas melalui berita bertajuk "Mencari Celah di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis".

Target tersebut serupa dengan target satu gelar juara yang dilontarkan oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Eng Hian. "Di Kejuaraan Dunia 2025 saya menargetkan satu gelar juara. Saya berharap dari semua sektor terutama pemain senior bisa menunjukkan prestasi," ujarnya melalui keterangan pers Humas PP PBSI pada pekan lalu.

"Semua pasti mau hasil yang terbaik, dukungan kami juga termasuk kepada pemain-pemain profesional, Jonatan (Christie) dan Sabar/Reza," tambahnya.

Fajar/Rian harus menuntaskan perjuangan pada Kejuaraan Dunia 2025. Mereka mendapat bye di babak 64 besar, dan menunggu pemenang laga antara Hung Kei Chun/Lui Chun Wai asal Hong Kong dan Kevin Lee/Ty Alexander Lindeman (Kanada). Jika menang, Fajar/Rian kemungkinan bertemu Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang). Fajar menuturkan, mereka telah melalui persiapan yang maksimal sebelum bertolak ke Prancis, sementara Rian berharap dapat tampil stabil dan tenang saat bertanding nanti. "Sebisa mungkin, pasti pengin memberikan yang terbaik," katanya kepada wartawan di Cipayung, Jakarta, belum lama ini.

"Tapi saya juga pengin kontrol juga, jangan terlalu mengebu-gebu. Takutnya malah jadi bumerang, malah kitanya jadi terlalu beban," Rian, menjelaskan.

Hampir serupa dengan Fajar/Rian, Leo/Bagas dan Sabar Reza pun berharap dapat tampil maksimal di Adidas Arena. Leo juga tak menampik bahwa muncul ekspektasi tinggi dari banyak pihak, termasuk PP PBSI dan pelatih, setelah mereka menempati podium runner-up All England 2025.