"Alhamdulilah bisa menjalani pertandingan dengan baik dan tanpa cedera. Sangat disayangkan di akhir-akhir gim banyak melakukan kesalahan yang tidak perlu, karena rasa ingin menang saya yang tinggi, sehingga saya tidak bisa mengendalikan diri dan situasi," jelas Alwi melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.
"Kunlavut juga sudah bisa membaca perubahan permainan saya di poin-poin kritis tadi," tambah atlet berusia 20 tahun ini.
Pertarungan antara juara dunia junior 2023 dan juara dunia 2024 ini berlangsung ketat sejak awal-awal gim pembuka. Kedua pemain saling berbalas pukulan dengan variasi serangan, termasuk smes tajam, serta permainan net yang rapi, hingga pengujung gim pertama. Meski mendapat perlawanan ketat, Kunlavut mampu mengatasi momen kritis dan mengunci kemenangan gim pertama dengan skor 21-18.
Memasuki gim berikutnya, Kunlavut langsung "tancap gas" dan unggul cepat 7-1. Namun, Alwi dapat bangkit dan menyamakan kedudukan menjadi 8-8, membalikkan keadaan, dan memimpin 11-10 saat interval. Selepas rehat, kedua pemain saling kejar-mengejar angka dengan margin tak pernah lebih dari dua poin. Alwi pun berhasil memaksakan rubber game, setelah memenangi gim kedua dengan skor 21-18 dalam tempo 23 menit.
Tak jauh berbeda dengan dua gim sebelumnya, gim penentuan juga berlangsung ketat dan menegangkan. Kunlavut sempat memimpin 15-10, tetapi Alwi dapat bangkit dan menyamakan skor menjadi 15-15. Meski terus mendapat tekanan, Kunlavut kembali menunjukkan ketangguhan mentalnya di momen kritis dan merebut kemenangan di gim ketiga.
"Kalau strategi dan permainan hari ini, berjalan baik. Kita sama-sama tahu kelebihan dan kelemahan masing-masing. Tapi, ya, hari ini harinya Kunlavut dan ini pengalaman yang baik untuk saya. Walaupun pahit, sakit, saya harus terima dan saya akan banyak belajar dan tetap semangat," tanggap Alwi.


