Japan Open 2025 - Jafar/Felisha tentang Mental, Jahil, dan Licik

Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu & Jafar Hidayatullah (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu & Jafar Hidayatullah (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Ganda campuran Indonesia Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu memiliki cukup banyak waktu dalam mempersiapkan diri guna menghadapi Japan Open 2025 pada 15-20 Juli dan China Open 2025 (22-27 Juli). Persiapan mental menjadi fokus pasangan peringkat ke-14 dunia itu, terutama dalam mengatasi tekanan pada poin-poin kritis.

"Persiapannya bagus, punya waktu juga yang lumayan panjang. Jadi bisa dimaksimalkan evaluasi apa yang kemarin-kemarin masih kurang," tutur Felisha. "Menurut saya, kita mau pertandingan apa pun, punya waktu berapa lama pun, persiapannya akan tetap maksimal," tegasnya.

Hal hampir serupa juga dilontarkan oleh Jafar, yang juga berpendapat bahwa persiapan yang baik berdampak positif pada performanya di arena pertandingan. 

Jafar/Felisha adalah satu dari tiga wakil Indonesia di nomor ganda campuran di dua turnamen level tinggi tersebut. Dua pasangan lainnya adalah Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja dan Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah. Di babak pertama, Jafar/Felisha berhadapan dengan Guo Xin Wa/Chen Fang Hui asal China. Berdasarkan statistik pertemuan, Guo/Chen unggul 1-0 atas Jafar/Felisha.

Pada pertengahan pekan ini, Jafar/Felisha mengungkapkan persiapan mereka kepada sejumlah wartawan, termasuk Djarum Badminton, sebelum bertolak ke Jepang. Berikut petikan wawancaranya:

Apa fokus persiapan kalian menjelang dua turnamen di Asia ini?
Felisha: Power pasti, ya. Power itu harus selalu ditambah. Terus juga banyak evaluasi dari mental. Maksudnya, jahilnya, liciknya, di lapangan itu. Apalagi di poin-poin kritis harus lebih ditingkatkan lagi. Karena kalau misalkan poinnya udah mepet, kritis, kita (bermain) rapat sampai poin kritis. Tapi di poin kritisnya itu kalah pintar sama lawan dan kalah, artinya sama aja. Itu hal-hal yang dianggap kecil tapi perlu evaluasi yang besar.

Jafar: Kalau dari persiapannya sudah bagus, sudah nggak perlu ditakutin lagi. Kalau persiapan saya maksimal dan bagus, saya tinggal berani aja di lapangan. 

Kini kalian adalah ganda campuran pertama. Apakah predkat ini membebani kalian, mengingat masih ada senior-seniora kalian, misalnya Rinov/Pitha?
Felisha: Nggak gimana-gimana, sih, mau siapa pun orangnya. Misalkan sekarang Bang Rinov dan Mbak Tari main pun, juga nggak kenapa-napa. Jadi, saya targetnya adalah buat diri sendiri, buat kita berdua, dan nggak mengacu ke orang lain. Jadi nggak ada masalah. 

Target PBSI untuk meraih gelar juara pada paruh kedua musim ini, meski tak disebutkan turnamen apa. Apa tanggapan kalian?
Felisha: Saya sendiri dari awal memang setiap pertandingan maunya juara. Jadi, ya, di mana pun, siapa pun, targetnya adalah juara.

Apakah kalian terbebani dengan target PBSI tersebut?
Felisha: Terbeban, sih, nggak ya. Cuman memang menjadi motivasi, karena PBSI mau yang terbaik. Kita pun sebagai atlet mau yang terbaik.