Di final, Lanier berhadapan dengan pemain bulu tangkis tunggal putra yang sarat pengalaman Chou Tien Chen. Dalam catatan head-to-head sebelum memasuki gelanggang pertandingan, Chou unggul 1-0 atas pemuda kelahiran Caen, Prancis, tersebut. Namun, petang itu di Yokohama Arena, Lanier tampil brilian. Ia mampu meladeni permainan wakil Taiwan tersebut, dan sukses merebut kemenangan straight games 21-17, 22-20 dalam tempo 69 menit.
Sebelum mencapai partai puncak, Lanier membuat kejutan besar dengan menyingkirkan pebulu tangkis nomor satu dunia, Shi Yu Qi, di babak empat besar. Ia merebut tiket final turnamen level BWF World Tour Super 750 tersebut, setelah mengemas kemenangan rubber game 17-21, 21-16, 21-18 atas Shi.
Dalam perjalanannya menuju final, pebulu tangkis berperingkat ke-29 dunia itu mengalahkan pemain peringkat ke-6 dunia, Lee Zii Jia, asal Malaysia. Ia juga menang atas Chico Aura Dwi Wardoyo, pemain asal Indonesia yang berpengalaman, serta Kenta Nishimoto, salah seorang pemain tunggal putra andalan tuan rumah.
Selepas meraih kemenangan atas Nishimoto di babak delapan besar, seperti dikutip dari laman Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Lanier berujar, "Saya mungkin memainkan bulu tangkis terbaik dalam hidup saya."
BWF menyebutkan, meski masih muda, Lanier mampu menunjukkan ketenangan meski dalam tekanan lawan-lawan berpengalaman. Ia tak gentar atau patah semangat saat berhadapan pemain tunggal putra paling tangguh di dunia. "Saya berupaya bermain sebaik mungkin dengan segala kemampuan yang saya miliki. Saya terus berusaha mencari taktik yang tepat dan bermain dengan tempo yang saya inginkan. Saya harus mengendalikan reli, bukan sebaliknya. Saya bangga dengan cara saya dalam mengatur pertandingan dan menemukan solusi di lapangan," papar juara turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Canada Open 2022 ini.
"Shi bermain sangat baik di gim pertama. Di gim berikutnya, saya mencoba terus meladeni tekanan-tekanan yang dilancarkan Shi. Alhasil, kualitas pukulannya menurun. Dari situ saya yakin telah melakukan hal yang benar. "Di saat itu juga, saya beradaptasi dan mengubah pola permainan. Namun, memang saya akui bahwa Shi adalah pemain yang kuat," Lanier, menjelaskan.
Kini, sejarah mencatat Lanier sebagai orang Prancis pertama yang menjuarai Japan Open. Di sisi lain, seperti rasa gembira yang dituliskan Axelsen melalui media sosial X, prestasi Lanier menjadi angin segar bagi para pebulu tangkis Eropa dala mengarungi kancah bulu tangkis dunia. "Saya siap bertarung melawan pemain terbaik di dunia," tegas atlet yang telah kepincut olahraga pukul bulu ini sejak masih batita.
“Ini merupakan tantangan bagi saya. Sekarang yang terpenting adalah saya telah menemukan ritme yang tepat untuk bermain di level ini. Para penggemar begitu pun jurnalis menyatakan bahwa saya bisa mencapai level tersebut. Namun, melakukannya di lapangan adalah hal yang berbeda. Dan itulah yang saya coba, untuk tetap konsisten dan tidak terlalu emosional dalam pertandingan, tetap pada permainan saya dan ingat untuk apa saya berada di lapangan," demikian Lanier.