Istora Telah Mengubah Hidup Mereka

Chou Tien Chen & Anders Antonsen (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Chou Tien Chen & Anders Antonsen (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Chou Tien Chen dan Anders Antonsen sangat menikmati atmosfer di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Semisal, kedua pemain begitu menikmati sesi pemanasan dengan berlompat-lompat atau mengayunkan raket sebelum bertanding, yang sudah pasti diiringi teriakan penonoton, "ea... ea... ea...". Antusiasme publik Istora terbukti manjur memompa semangat kedua pemain bulu tangkis tunggal putra elite dunia tersebut.

"Saya sangat menyukai penggemar Indonesia dan saya cinta Istora. Semua orang (di Istora) mendukung dan menyenangkan bermain di sini. Ketika mereka meneriakkan, 'ea... ea...' saya seperti mendapatkan energi baru. Sangat menikmati bermain di sini," papar Chou kepada wartawan pada pekan lalu, seusai laga semifinal Indonesia Open 2025 melawan Kunlavut Vitidsarn asal Thailand.

"Indonesian fans, bagus! Terima kasih atas dukungannya selama ini. I love you guys!" tambah pebulu tangkis asal Taiwan ini.

Keesokan harinya, atlet berusia 35 tahun tersebut bertemu dengan Anders Antonsen di partai puncak. Laga final turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 1000 tersebut juga dapat disebut sebagai ajang perebutan gelar "Istora boy". Setelah bertarung selama sejam, Antonsen keluar sebagai pemenang. Gelar juara perdananya pada musim kompetisi 2025 itu diraih seusai menang straight games 22-20, 21-14.

"Tahun lalu adalah tahun yang luar biasa. Saya mampu memenangkan lebih banyak turnamen daripada yang pernah saya menangi dalam setahun kalender. Jadi, tahun ini, saya sedikit kecewa karena sebelumnya sudah terbiasa memenangi turnamen," jelas atlet asal Denmark tersebut.

"Pekan lalu atau pekan sebelumnya, saya berpikir pada diri sendiri bahwa saya harus memenangi satu titel lagi. Hanya butuh satu lagi," Antonsen, menambahkan.

Ia pun meluapkan rasa syukur dapat memenangi turnamen Super 1000, salah satu turnamen terbesar pada Tur Dunia BWF, terlebih lantaran terwujud di Istora. "Ini adalah final keenam saya di sini, secara keseluruhan ketujuh dengan di Bali. Jadi, ya, luar biasa!" tanggapnya.

"Saya sangat berterima kasih atas bagaimana tempat ini telah berkali-kali mengubah hidup saya. Saya sangat bahagia," demikian Antonsen.