"Mainnya sesuai rencana kami dan Alhamdulillah berjalan dengan lancar. Lawan pun tidak nyaman dengan pola main kami dan sering mati sendiri jadi kami ada di atas angin dan tidak terlalu dapat tekanan," papar Devin kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
Sementara itu, Faathir menjelaskan, mereka banyak belajar dari kesalahan pada IIC I 2025 yang digelar sepekan lalu, akibat terlalu banyak melakukan kesalahan sendiri dan kehilangan momentum dalam perolehan poin. Dalam laga kali ini, lanjutnya, mereka dapat tampil lebih rapi dan konsisten agar situasi serupa tidak terulang. "Karena ini juga kan partai final jadi atmosfernya juga beda," katanya.
Satu pekan lalu di arena yang sama, Faathir/Devin harus terhenti di babak semifinal setelah kalah dari pasangan senegara, Muh Putra Erwiansyah/Daniel Edgar Marvino, yang kemudian berhasil keluar sebagai juara di ajang IIC I 2025.
Pekan ini, Devin pun dapat mengungkapkan rasa gembiranya setelah berhasil meraih gelar juara IIC II 2025. Sejak awal turnamen, ia berharap bisa menjuarai turnamen internasional di Indonesia, dan bersyukur akhirnya keinginan tersebut dapat terwujud.
Adapun bagi Faathir, gelar juara turnamen bulu tangkis level International Challenge itu ia persembahkan untuk orang tua, pelatih, tim ganda putra pratama, serta para senior, yang selama ini membantu mereka dalam sesi latihan dan latih tanding. Menurutnya, dukungan semua pihak menjadi bagian penting dalam perjalanan mereka menuju podium juara.
