Prestasi terbaru ganda putri "Negeri Sakura" diraih Otake/Takahashi dengan menjuarai German Open 2025. Bertanding pada Minggu (2/3), di Westenergie Sporthalle, Mülheim an der Ruhr, Jerman, mereka menang atas unggulan pertama asal Bulgaria, Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva, dengan skor 21-17, 20-22, 21-12.
Dikutip dari laman BWF, Senin (3/3), Stefani menyatakan, "Pasangan Jepang ini bermain cukup solid. Mereka Mereka membuat kami harus bekerja keras. Mereka tidak pernah menyerah dan berjuang mati-matian di lapangan. Sulit untuk mendapatkan poin dari mereka."
Prestasi gemilang ganda putri Jepang pada awal musim ini bermula dengan gelar juara Malaysia Masters yang diraih Fukushima/Matsumoto. Mereka merebut kemenangan dari pasangan China, Jia Yi Fan/Zhang Shu Xian, melalui tiga gim 17-21, 21-15, 21-15 dalam tempo 1 jam 35 menit. "Ini baru turnamen ketiga kami bersama, dan kami tidak menyangka bisa meraih gelar juara secepat ini. Kami sangat gembira dengan pencapaian ini, awal yang hebat pada 2025," tanggap Matsumoto, setelah meraih gelar juara perdana mereka.
Sementara, Fukushima, sebelumnya berpasangan dengan Sayaka Hirota selama 12 tahun. Keduanya mampu mencapai tiga final Kejuaraan Dunia secara berturut-turut. Namun, mereka kalah dua kali dari Matsumoto dan pasangan sebelumnya, Wakana Nagahara --yang kini telah pensiun.
Fukushima, yang berpisah dengan Hirota selepas Kejuaraan Asia pada April 2024, merasa sangat yakin untuk menjalani musim baru dengan pasangan barunya tersebut. "Kami berencana untuk menyelesaikan musim ini sebagai pasangan," Fukushima, menegaskan.
"Target kami adalah untuk tetap fokus di setiap pertandingan dan yang terpenting, terhindar dari cedera," Matsumoto, menimpali komentar partner barunya.
Igarashi/Sakuramoto menjadi ganda putri Jepang kedua yang meraih gelar juara pada musim kompetisi Tur Dunia BWF 2025. Mereka naik ke podium tertinggi India Open 2025 berkat kemenangan dua gim 21-15, 21-13 atas pasangan Korea Selatan, Kim Hye Jeong/Kong Hee Yong.
Igarashi, yang sebelumnya dikenal dengan nama Arisa Higashino, mengaku harus menyesuaikan diri dengan ritme ganda putri yang berbeda dibandingkan dengan spesialisasinya sebelumnya di ganda campuran. "Kecepatannya berbeda. Dalam ganda campuran, saya perlu menjaga kecepatan tinggi sepanjang waktu. Namun, di ganda putri ada saatnya saya harus memperlambat tempo dan di waktu lain saya harus meningkatkan tempo permainan," jelasnya.
