An mengawali musim kompetisi tahun ini dengan menjuarai Malaysia Open 2025 pada pertengahan Januari lalu. Ia menyelesaikan lima pertandingan tanpa kehilangan satu gim pun, termasuk saat berhadapan dengan Wang di final. Peraih medali emas Olimpiade Paris 2024 itu menang 21-17, 21-7 dalam tempo 45 menit.
Pada pertengahan Maret, An kembali naik podium teratas turnamen Super 1000 setelah menang rubber game 13-21, 21-18, 21-18 atas Wang di final All England 2025. Ia mencatatkan gelar juaranya di Birmingham, Inggris, setelah kali pertama menjuarai turnamen bulu tangkis tertua di dunia itu pada 2023.
Beberapa pekan lalu, perebutan gelar juara antara dua pemain yang menempati peringkat teratas dan ke-2 tersebut kembali tersaji di Indonesia Open 2025 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. An kalah di gim pembuka, lalu bangkit, memaksakan rubber game,dan memastikan titel juara setelah memenangi laga berdurasi 81 menit tersebut dengan skor akhir 13-21, 21-19, 21-15. "Turnamen ini adalah tempat saya belajar banyak hal tentang diri saya sendiri," tuturnya, dikutip dari laman Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Selasa (10/6).
"Saya bertekad untuk memenangkan setiap pertandingan," An, menegaskan.
Bulan depan, tepatnya pada 22-27 Juli, China Open 2025 --yang memasuki edisi ke-34-- akan digelar. Selain Wang, tiga wakil tuan rumah lainnya akan bertarung untuk mempertahankan gelar juara, yaitu tunggal putra Weng Hong Yang, ganda putri Li Yi Jing/Luo Xu Min, serta ganda campuran Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping.
Namun, pertemuan antara An dan Wang di final menjadi pertandingan yang sangat dinantikan khalayak, mengingat kedua pemain adalah "langganan" partai puncak Super 1000. Di sisi lain, An berupaya untuk melengkapi gelar juara keempatnya pada turnamen bulu tangkis berlevel tertinggi dalam struktur Tur Dunia BWF tersebut. "An melanjutkan upayanya untuk 'menyapu bersih' S1000," demikian terpampang pada laman Wikipedia mengenai pebulu tangkis berusia 23 tahun asal Gwangju itu.


