Rian menyatakan, mereka dapat tampil solid di gim pembuka dengan berhasil menerapkan strategi yang telah disiapkan sebelumnya. Mereka juga sudah mengantisipasi pola permainan Nomura/Shimogami yang sebelumnya menumbangkan Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana, sehingga memiliki gambaran jelas mengenai taktik yang harus diterapkan di lapangan. ""Mengucap syukur Alhamdulillah, tapi memang tidak mudah," kata Rian melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.
"Tapi di gim kedua dan ketiga sampai menjelang akhir, kami sedikit kurang yakin dalam menerapkan pola permainan, sebaliknya lawan muncul percaya dirinya. Di gim kedua itu posisi kami kalah angin tapi kami memaksa untuk bermain cepat dan adu drive, malah jadi bumerang bagi kami sendiri," Rian, menjelaskan.
Sementara, Rahmat menjelaskan, memasuki gim ketiga, saat tertinggal 10-13, Rian memutuskan untuk mengubah strategi dengan memperbanyak reli dan bermain lebih sabar melalui pola angkat bola, serta pertahanan rapat. Perubahan taktik itu membuat mereka lebih siap menunggu kesempatan dan memanfaatkan celah untuk melancarkan serangan balik yang efektif. "Pasangan Jepang punya kekuatan di no lob dan drive-drivenya bagus. Shimogami yang pemain ganda campuran, juga punya kelebihan mengatur bola yang lebih halus," ungkapnya.
Rian/Rahmat bertemu dengan lawan tangguh di perempat final, Jumat (17/10), yaitu unggulan keenam dari India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty. Menanggapi laga tersebut, Rian berujar, "Tidak menyangka debut bisa ke perempat final, tapi masih ada pertandingan besok. Bertemu Rankireddy/Shetty pastinya tidak mudah, mereka pernah nomor satu dunia dan beberapa kali juara turnamen, tapi kami akan coba menunjukkan yang terbaik."


