Setelah bertanding tiga gim selama 65 menit, Alwi harus mengakui keunggulan Kunlavut dengan skor 21-10, 15-21, 18-21. "Tetap bersyukur dengan hasil ini, tapi saya merasa performa saya kurang stabil," kata atlet asal Surakarta, Jawa Tengah itu, kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
Alwi mendominasi permainan sejak awal gim pembuka dan mengunci kemenangan dengan skor 21-10 dalam tempo 14 menit. Namun, Kunlavut langsung "tancap gas" di gim berikutnya dan membuka keunggulan 11-4 saat interval. Pebulu tangkis negeri "Gajah Putih" membutuhkan waktu selama 23 menit untuk memaksakan rubber game setelah menang 21-15 di gim kedua.
Pertarungan ketat tercipta di gim penentu. Alwi mampu menyamakan kedudukan menjadi 14-14, setelah Kunlavut mendominasi perolehan poin di hampir sepanjang gim ketiga. "Di gim ketiga ada kesalahan, walau saya bisa mengejar, tapi beberapa kali di akhir masih agak buru-buru," tuturnya.
Kunlavut pun dapat memperbesar jarak keunggulan di pengujung gim ketiga, berkat sejumlah kesalahan yang dilakukan oleh Alwi. Ia bermain lebih tenang dan mampu menguasai faktor eksternal, yaitu embusan angin. "Kunlavut bermain lebih baik, dia bisa lebih mengontrol situasi angin dan shuttlecock, saya banyak belajar dari pertandingan hari ini," ujar Alwi.
Meski kalah, pebulu tangkis peringkat ke-25 itu merasa mendapatkan pengalaman bertanding dalam situasi yang lebih menantang. Banyak pelajaran penting yang didapat saat berhadapan dengan lawan di seberang net adalah pemain bulu tangkis tunggal putra nomor satu dunia. "Ini kesempatan bagus untuk saya mencoba, ingin tahu saya sejauh mana dan apa kekurangan dan kelebihan saya untuk dievaluasi ke depan," jelasnya.
"Dari pertandingan tadi, saya merasa sekarang mau lawan siapa saja, saya sudah tidak gugup dan tidak kalah level yang begitu jauh. Memang dari pengalaman dan taktik strategi di lapangan masih harus banyak belajar. Ini bagian dari proses dan pengembangan kepercayaan diri untuk saya," demikian Alwi.


