"Harus diakui, saat adu setting, lawan lebih percaya diri, lebih yakin. Walaupun tertinggal terus, mereka tetap tidak lengah dan selalu bisa menyamakan poin. Ketika berbalik, mereka malah berhasil dapat poin kemenangan," tanggap Rian kepada tim Humas dan Media PP PBSI, seusai pertandingan yang berlangsung di Hangzhou Olympic Sports Centre Gymnasium, Hangzhou, China, tersebut.
Sementara, Fajar, yang sempat mengalami cedera pergelangan kaki kiri saat menjalani pertandingan terakhir fase grup, menyatakan telah berjuang optimal untuk merebut kemenangan dalam laga berdurasi 81 menit itu. "Pertandingan berjalan sangat seru terutama di gim penentuan, sayang memang hasilnya belum seperti yang kita semua inginkan tapi kami sudah berjuang maksimal," ujarnya.
"Kami sudah terus unggul di gim ketiga tapi kami tidak bisa mengonversi jadi kemenangan," Fajar, menambahkan.
Pada kesempatan tersebut, Fajar menyampaikan rasa terima kasihnya kepada tim pendukung yang telah merawat cedera pergelengan kakinya dalam beberapa hari terakhir. Alhasil, lanjutnya, berkat tim pendukung, mereka dapat melewati laga semifinal ini. "Ini di luar ekspektasi saya juga akhirnya bisa bertanding. Di luar itu, saya memang mau mencoba selagi masih bisa. Alhamdulillah tadi diberikan kelancaran," katanya.
Secara umum Fajar juga berpandangan, musim kompetisi 2024 bukan menjadi tahun terbaik bagi keduanya. Namun, ia bersyukur dapat kembali bersama Rian ke BWF WTF 2024 dan mencapai babak empat besar. "Bisa mendapat dua gelar juga sepanjang tahun, All England dan Kumamoto Japan Masters. Kami juga di akhir tahun bisa ada di peringkat ke-4 dunia," tutur pemain asal Bandung, Jawa Barat, ini.
"Semoga tahun depan kami bisa lebih konsisten, lebih baik dan dijauhkan dari cedera," pungkasnya.


