"Puji Tuhan, bersyukur banget debut kami di BAC bisa bermain dengan baik dan melewati babak pertama dengan kemenangan," tanggap Felisha kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
"Tidak mudah karena lawannya bukan pemain baru, mereka cukup berpengalaman. Dan ini yang kami cari, kami bertemu pemain yang peringkatnya lebih tinggi dan bisa menang, itu tujuan kami," tegas pemain berusia 19 tahun itu.
Sementara, Jafar menilai, kekalahan di gim pembuka lantaran mereka lambat dalam beradaptasi dengan arena pertandingan. Sementara, Cheng/Zhang mampu mengendalikan tempo permainan sejak poin pertama. "Angkatan bolanya kurang nyaman dan temponya terlalu pelan akhirnya banyak melakukan kesalahan sendiri," tuturnya.
"Masuk gim kedua, sudah mulai menemukan permainannya. Lebih nyaman, lebih enak," Jafar, menambahkan.
Pada kesempatan tersebut, Felisha juga mengungkapkan sebuah insiden yang dilakukan oleh Cheng. Imbas insiden tersebut, Jafar/Felisha justru mendapatkan "poin gratis" dari wasit. "Cheng Xing tadi dianggap racket abuse dan diberikan kartu merah. Kami tidak tahu persis kejadian banting raketnya seperti apa, tapi mereka tidak terima karena kami dapat satu poin tambahan dari hal tersebut. Jadi protes lumayan lama," paparnya.
Selain itu, menurut Jafar, Cheng/Zhang sempat meminta waktu untuk perawatan medis. Namun, lantaran dinilai terlalu lama menghabiskan waktu di pinggir lapangan, pasangan tuan rumah itu diganjar kartu kuning oleh wasit. "Lawan sempat medical break lalu kena kartu kuning karena delay dan akhirnya kena kartu merah," katanya.
"Kami jaga komunikasi, bicara strategi apa ketika mulai lagi. Lumayan lama tadi berhenti, sempat dingin juga jadi kami mengingatkan untuk terus fokus. Pelatih juga menyampaikan hal yang sama," demikian Jafar.
Di babak kedua, Jafar/Felisha bertemu pasangan Taiwan, Chen Cheng Kuan/Hsu Yin-Hui.


