Pearly/Thinaah membutuhkan waktu 32 menit untuk meraih kemenangan keenam mereka atas duo negeri sakura tersebut dalam delapan pertemuan terakhir 31 menit.
Laman berita Free Malaysia Today melaporkan, Agustus lalu, Pearly/Thinaah mencetak sejarah sebagai ganda putri Malaysia pertama yang berhasil mencapai final Kejuaraan Dunia BWF dan meraih medali perak. Gelar pada Arctic Open 2025 menjadi titel kedua mereka pada musim kompetisi tahun ini, setelah tampil di enam laga final. Kemenangan terakhir mereka di partai puncak diraih pada Thailand Open 2025, Mei lalu.
Sementara, pasangan senegara Pearly/Thinaah di sektor ganda putra, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, harus puas dengan titel runner-up. Mereka gagal merebut gelar juara setelah kalah dalam pertarungan sengit tiga gim yang berakhir dngan skor 18-21, 27-25, 17-21 dari wakil Inggris Ben Lane/Sean Vendy.
Titel juara ganda campuran diraih oleh Jiang Zhen Bang/Wei Ya Xin, yang berhasil menjadi pemenang laga sesama pasangan China melawan Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping. Jiang/Wei menang dua gim langsung 21-19, 24-22 dalam tempo 49 menit.
Di sektor tunggal putra dan tunggal putri, Thailand berhasil meloloskan dua wakilnya, yakni Kunlavut Vitidsarn dan Busanan Ongbamrungphan. Namun, keduanya gagal naik ke podium teratas turnamen yang berlangsung di Vantaan Energia Areena, Vantaa, Finlandia tersebut. Kunlavut kalah dari Chou Tien Chen asal Taiwan setelah bertarung ketat selama 77 menit melalui tiga gim 11-21, 21-13, 19-21.
Busanan Ongbamrungphan harus mengakui keunggulan tunggal putri Jepang, Akane Yamaguchi, setelah kalah dua gim langsung 19-21, 16-21. Adapun, kemenangan ini menambah catatan positif Yamaguchi yang kini telah mengoleksi tiga gelar juara dari empat turnamen terakhir. Sebelumnya, ia sukses merebut medali emas Kejuaraan Dunia 2025 serta menjuarai Korea Open 2025.


