"Misalnya saat saya bilang, 'incer pemain yang itu!'. Mereka enggak mengerti. Bahasa mereka untuk incer adalah target. Terus saat saya bilang, smesnya jangan full 'ceplik'. Kalau di Malaysia, pake kata 'ketuk'," kata Herry pada pekan lalu, dikutip dari Kompas.id.
Perbedaan makna kata itu baru diketahui pelatih berusia 62 tahun tersebut saat Badminton Asia Championships 2025. Laman berita tersebut menyebut, "Banyak terjadi lost in translation antara dia dan pemain. Apalagi, waktu yang diberikan untuk coaching dengan atlet saat interval cukup singkat."
Herry memutuskan untuk beradaptasi dengan pola cakap orang Malaysia, yang rupanya beda daerah asal atlet beda pula bahasanya. Ia pun belajar kosakata yang jamak digunakan oleh para pemainnya. "Saya yang harus beradaptasi, bukan mereka yang menyesuaikan dengan saya. Jadi, saya harus menjelaskan maksud saya dengan bahasa mereka," jelasnya.
Herry direkrut oleh Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia untuk menangani sektor ganda putra. Tugas perdananya adalah mendampingi pemain pada BAC 2025, 8-13 April, di Ningbo, China. Aaron Chia/Soh Wooi Yik, satu di antara tiga ganda putra Malyasia pada BAC 2025, keluar sebagai juara.
Aaron/Soh juga mencatatkan pencapaian final dalam tiga turnamen berturut-turut dan menjuarai dua di antaranya. Aaron/Soh kalah di final Malaysia Masters 2025 dari pasangan senegara, yakni Man Wei Chong/Tee Kai Wun.


