"Puji Tuhan kami bisa bermain dengan lancar tanpa ada cedera. Tadi kami bermain sesuai dengan strategi yang kami sudah siapkan," tanggap Joaquin melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.
Di gim pertama, lanjut Joaquin, mereka mengalami kesulitan dalam menerapkan pola permainan lantaran kondisi lapangan yang "kalah angin". Menghadapi situasi tersebut, mereka memutuskan untuk bermain lebih terbuka dan berani melakukan flick service, mengingat laju kok yang cenderung lambat. "Dan kebetulan juga pemain China yang tinggi (Cui) lagi sakit deman, jadi kami terus mengincar dia supaya dapat poin, dan itu berhasil," jelasnya.
Di gim kedua, jalannya pertandingan berlangsung mirip dengan gim pertama. Namun, menurut Joaquin, Cui/Peng mengubah pola permainan menjadi lebih sering mengangkat bola. Serupa dengan yang dilakukan oleh Raymond/Joaquin di gim pertama. Perubahan strategi tersebut membuat permainan berlangsung sengit. "Beruntung kami bisa mengatasi dan ambil kemenangan," ujarnya.
Indonesia memastikan satu wakil di final ganda putra turnamen bulu tangkis level BWF Tour Super 100 ini, setelah tercipta laga sesama pasangan "Merah Putih" di babak empat besar. Raymond/Joaquin berhadapan dengan Ali Faathir Rayhan/Devin Artha Wahyudi, yang tercatat sebagai pertemuan perdana bagi kedua pasangan.


