"Awalnya agak tegang juga, saya tahu tidak mudah mengalahkan Saehul, dia sangat bagus dalam menyerang," ujarnya.
Bermain dalam kondisi yang tegang membuat Septian harus merelakan game pertama menjadi milik Saehul.
Memasuki game kedua, Septian mulai mampu mengatasi rasa tegangnya, dia mulai bermain lepas tanpa beban, hasilnya, game kedua direngkuhnya dan memaksa partai tersebut berlangsung lebih lama lagi.
"Game ketiga saya berusaha lebih tenang lagi, terus mencoba mengontrol permainan, agar Saehul tidak punya kesempatan menyerang," beber siswa kelas 1 SMA Jenderal Soedirman, Bandung ini.
Strateginya berhasil, Saehul Islam yang banyak disebut sebagai favorit juara berhasil dijungkalkan remaja kalem kelahiran Lhokseumawe ini meski sempat tertinggal lebih dulu dan bangkit untuk merebut dua game berikutnya.
Terpisah, C Sobari, ayah Septian yang mendampingi anaknya selama berjuang membela klubnya di negeri Borneo mengaku senang dengan lolosnya Septian ke perempat final.
"Senang, tapi makin kesini persaingan akan makin ketat, saya hanya memberi motivasi dan arahan saja, semoga hasilnya baik untuk Septian," kata mantan pebulutangkis tersebut.



