Saat awal game pertama, kedua pebulutangkis tampak masih sama-sama bermain aman. Baru pada saat angka mulai menginjak belasan, keduanya mulai bermain lebih menyerang. Perebutan angkapun berjalan ketat. Anton yang lebih punya inisiatif penyerangan akhirnya menutup game pertama dengan kemenangan 21-17.
Memasuki game kedua, Akmal yang defisit 1 angka langsung tancap gas. Dia merebut tiga angka pertama tanpa kesulitan berarti. Permainannya makin berkembang, sementara lawannya justru makin sering membuat kesalahan sendiri. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Akmal pun terus mencecar Anton dengan smash keras yang dikombinasikannya dengan tricky shot yang memberinya poin. Game kedua akhirnya jadi milik Akmal setelah pukulan smash Anton hanya menyangkut di net. Skor akhir jadi 21-13 untuk Akmal.
Memasuki game penentuan, aksi jual beli smash makin sering terjadi. Akmal yang lebih unggul dalam permainan net makin berani menyerang, namun sayang, di saat-saat yang menentukan itu dia justru sering melakukan kesalahan sendiri. Perebutan angka berjalan. Saat kedudukan 17-13 untuk keunggulan Akmal terjadi reli panjang yang diakhiri dengan smash keras menukik hingga membuat Anton terjerembab dan merasakan kesakitan dilututnya.
Drama belum berakhir, Anton masih ngotot bermain setelah mendapatkan pertolongan medis. Perlahan tapi pasti dia terus mengumpulkan poin hingga angka keduanya sama 18-18.
Akmal yang Stylish mencapai angka match poin lebih dulu, namun Anton berhasil menyusul dan memaksa terjadi Deuce. Situasi makin kritis, ratusan penonton tersedot perhatiannya ke lapangan 3 dimana duel sengit tersebut dilangsungkan. Deuce demi Deuce terus terjadi, hingga pada angka 30-29 bola pengembalian Akmal gagal melewati net. Sorak sorai penonton menandai berakhirnya game tersebut untuk kemenangan Antonio Valyant Santoso asal klub PB Prance E Kudus.



