Tike terjun di dunia bulutangkis dengan keinginannya sendiri. Sewaktu kecil, ia melihat Susi Susanti meraih piala uber di layar kaca. Lalu, timbul keinginan di hati kecilnya untuk dapat mengharumkan nama Indonesia lewat bulutangks di mata dunia seperti Susi.
"Saya lihat Susi mainnya ulet, saya jadi ingin seperti dia," ujarnya.
Keuletan Susi pun banyak mempengaruhinya saat bertanding. Tike tak pernah putus asa meskipun tertinggal jauh dalam perolehan poin. Dengan semangat berapi-api, ia mengejar ketertinggalan dan kerap merepotkan lawan. Di mata lawan-lawannya, Tike pun dikenal sebagai pemain yang pantang menyerah.
"Tike mainnya ulet dan pantang menyerah, kalau ketemu dia harus siap capek," ujar Ganis Nurrahmandani yang kerap bertemu Tike di karpet hijau.
Tike bernaung di bawah bendera Jaya Raya Suryanaga tahun 2008. Sebelumnya, Tike pernah bergabung dengan PB Djarum selama 7 tahun. Ia pun pernah mengecap pelatihan di Pelatnas Cipayung selama dua tahun, yaitu dari 2009-2011.
Di usianya yang menginjak 24 tahun, Tike sadar sudah cukup sulit untuk melebarkan karirnya di bulutangkis. Namun, bukan berarti semangat berprestasinya lantas terkukung. Ia masih meretas asa untuk bisa menorehkan prestasi di ajang kejuaraan bulutangkis lokal. Selain aktif bulutangkis, Tike juga tercatat sebagai karyawan PJTI di Surabaya. Perusahaan tempatnya bekerja pun ikut mendukung karirnya di bulutangkis.
"Sekarang sudah susah, cari prestasi di sini-sini saja. Saya cuti kerja dulu sebulan buat ikut pertandingan. Untungnya perusahaan mendukung dan memperbolehkan," pungkasnya.



