"Saya selalu berusaha semaksimal mungkin untuk menikmati setiap pertandingan," ujarnya.
Salah satu bentuk usahanya adalah dengan menahan ego pribadi agar tidak terobsesi untuk menang sehingga ia dapat bermain lepas tanpa beban. Jika bermain tanpa beban, maka ia dapat lebih konsentrasi dan fokus saat bertanding menghadapi lawan.
Menurutnya, pemain di nomor dewasa lebih matang dari segi teknik maupun pengalaman. Ia pun banyak mengambil pelajaran dari lawan-lawannya.
"Saat bertanding, saya ambil tekniknya yang menurut saya bagus untuk dipelajari. Selain itu, pukulan mereka juga lebih bervariasi. Saya bisa belajar dari situ," sahutnya.
Fitriani pun mengaku harus memperbaiki ketahanan fisik dan kekuatan pukulannya yang masih tertinggal dibanding pemain dewasa. Untuk pertandingan selanjutnya, ia masih belum tahu apakah akan kembali turun di nomor dewasa atau taruna.
"Masih belum tahu, tapi senang bisa main di dewasa, soalnya ilmu dan pengalaman saya jadi lebih banyak," pungkasnya.
Kesan-Kesan Fitriani Turun di Nomor Dewasa
Untuk pertama kalinya di ajang Djarum Sirkuit Nasional (Sirnas), Fitriani turun di nomor dewasa. Pemain PB Exist itu mampu menembus final meskipun harus puas di posisi runner up. Ia pun berbagi pengalamannya selama turun di nomor dewasa ini.
Previous
Alamsyah Bukukan Gelar Kedelapan
Next
Sirnas Surabaya Ajang Persiapan Sambut Kejurnas



