Setyaldi yang mantan atlet Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) langsung menggebrak dengan serangan-serangan yang gencar mengarah ke sudut-sudut yang sulit dijangkau Febriansyah. Hasil positif pun diraihnya, Setyaldi leading. Bencana bagi Setyaldi datang saat skor 8-5. Dia yang tengah berusaha untuk menyambar bola tanggung malah terjatuh.
Diduga karena jatuh dengan posisi yang tidak menguntungkan, Setyaldi yang menunjukkan ekspresi kesakitan saat itu lansung meminta bantuan tim medis untuk memberikan pertolongan pertama, hingga akhirnya pertandingan sempat terhenti selama hampir kurang lebih 10 menit. Setelah merasa kondisi kakinya sudah lebih baik, pertandingan pun dilanjutkan, namun sejak itu, dia tampak hanya berusaha mengembalikan bola tanpa mampu lagi melakukan serangan.
Angka demi angka pun dikumpulkan oleh Febryan hingga melampaui perolehan angka lawannya, sementara Setyaldi makin tidak mampu berbuat banyak. Saat skor 11-9 untuk keunggulan Febryan, wasit yang melihat kondisi Setyaldi sempat menanyakan kepadanya apakah akan meneruskan pertandingan atau tidak?, dengan tenang Setyaldi menjawab lanjut seraya kembali meminta bantuan dari tim medis. pertandingan pun dilanjutkan kembali.
Partai final Tunggal Putra Dewasa pun terpaksa dihentikan pengadil di lapangan saat layar skor menunjukkan angka 14-9 untuk keunggulan Febryan. Saat itu Setyaldi yang tampaknya sudah tidak mampu lagi mengatasi rasa sakit di kakinya menyatakan mundur dari pertandingan, dengan demikian secara otomatis, Febryan keluar sebagai pemenang.



