Menanggapi format tersebut, wakil kapten tim juara bertahan untuk kategori beregu Rinjani Kwinnara Nastine mengungkapkan, peluang untuk menjadi juara itu tetap ada. "Kans juara di beregu pasti ada, ini juga sistem baru. Lawan-pun pasti masih meraba-raba, jadi siapa pun harus lebih siap dan lebih cepat adaptasi di lapangan. Karena tahun lalu dengan sistem yang baru kita bisa juara, semoga tahun ini kita juga bisa juara," ungkap pemain berusia 18 tahun ini melalui siaran pers Humas PP PBSI, Rabu (1/10).
Sementara, untuk kesiapannya, Janie, sapaannya, mengaku siap bermain rangkap di dua kategori, yaitu ganda putri dan ganda campuran. "Secara Individu saya sudah cukup baik dan siap bertanding dengan partner saya di ganda putri maupun ganda campuran. Sementara untuk beregu, saya percaya dengan tim saya, kalau kita bisa dapat hasil yang lebih baik dari sebelumnya," jelaasnya.
"Bermain rangkap pastinya yang disiapkan mental dulu, karena tidak mudah bermain rangkap di beregu dengan poin pendek dan juga harus pintar-pintar untuk menjaga stamina terutama saat tegang, karena pada saat tegang stamina jadi cepat terkuras," Janie, menambahkan.
Sementara, sang kapten, Moh. Zaki Ubaidillah, mempunyai target untuk meraih gelar juara. Pemain tunggal putra yang biasa disapa Ubed ini menjadikan pengalamannya bermain di turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 500 sebagai bekal menuju Kejuaraan Dunia Junior terakhirnya. "Persiapan jelang WJC, Alhamdulillah cukup lancar dan kemarin sempat ikut turnamen Super 500 di Korea dan Hong Kong Open. Pengalaman di sana menjadi pelajaran untuk saya bertanding di WJC," papar pemain asal Sampang, Madura, Jawa Timur ini.
"Untuk beregu pastinya kami mau juara sama seperti tahun lalu dan di individu pastinya mau hasil lebih baik dari tahun sebelumnya. Saya ingin menutup level junior saya dengan gelar juara," pungkasnya.


