Sebelum menerima kekalahannya di Thailand, Riki/Gloria juga mengalami kekalahannya di Taipei Open Grand Prix Gold 2016 dan Indonesian Masters 2016. Kekalahan beruntun ini disebut Riki dan Gloria akibat faktor non teknis selama pertandingan.
"Kami kurang sabar dan konsentrasinya belum bisa konsisten. Pertama-tama kami bisa mengatasi mereka dan memimpin perolehan angka. Tetapi waktu lawan hampir mengejar, kami panik dan berubah pola mainnya. Padahal belum terkejar poinnya, baru mendekati saja, tetapi kami sudah panik," ujar Gloria usai pertandingan.
Sambung Riki, Tan adalah mantan pemain tunggal, jadi dia bisa mengatur bola satu-satu dari belakang lapangan. Sedangkan dirinya dan Gloria memiliki tipe permainannya no lob cepat. Seharusnya, jika tidak terbawa permainan lawan, mereka bisa mengatasinya.
"Kami sudah berdiskusi dengan pelatih setelah pertandingan tadi. Ini adalah masalah karakter, kami harus mengubahnya, kami harus bisa mengatur fokus di lapangan dan fokusnya harus bisa konsisten," ungkap Gloria yang didampingi pelatih Nova Widianto.
Sebagai langkah pertama, keduanya akan melakukan evaluasi saat latihan nanti. Tak hanya menyoal fokus, Riki berharap dia dan Gloria bisa bermain lebih sabar dan tidak terburu-buru.
Indonesia sementara sudah mengirim dua wakil ke perempat final. Wakil pertama yang lolos adalah pasangan ganda putra Muhammad Rian Ardianto/Fajar Alfian yang mengalahkan rekan sepelatnas, Hardianto/Kenas Adi Haryanto, 21-14, 18-21, 21-16.
Satu tempat di perempat final diamankan wakil dari tunggal putri yaitu pemenang antara Dinar Dyah Ayustine dan Ruselli Hartawan.
Sayang, penambahan wakil dari ganda campuran gagal dipenuhi Rafiddias Akhdan Nugroho/Masita Mahmudin. Keduanya kandas di atangan wakil tuan rumah yang juga unggulan kedua, Puavaranukroh Dechapol/Sapsiree Taerattanachai, 17-21, 15-21.
Begitu juga pasangan ganda putra senior Merah Putih, Hendra Aprida Gunawan yang berpasangan dengan Markis Kido yang kalah di tangan wakil Malaysia, Khim Wah Lim/Jian Guo Ong 17-21, 17-21.


