"Alhamdulillah bersyukur, cukup senang bisa mendapat kesempatan bermain di Super 500 walau hasilnya belum sesuai yang diinginkan," tanggap atlet muda yang biasa disapa Ubed ini melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.
Lebih lanjut Ubed menyatakan, di gim pembuka, ia sebenarnya sudah berani mengadu permainan, tetapi justru kecolongan di poin-poin krusial. Hal serupa juga terjadi di gim penentuan, ketika sempat unggul, tetapi konsentrasi mulai mengendur sehingga terjadi kejar-kejaran poin yang justru berbalik menjadi bumerang.
Setelah kedudukan sama kuat 1-1, kedua pemain terlibat saling kejar-mengejar poin sejak awal gim ketiga. Selisih skor hanya terpaut satu hingga dua poin pada paruh pertama gim penentuan ini. Namun, setelah Chico unggul 11-10 saat interval, Ubed mampu mencetak lima poin beruntun hingga mengambil alih keunggulan dengan skor 15-11.
Chico membalas, menyamakan kedudukan pada 15-15, dan unggul 17-15. Ubed pun melakukan hal serupa, bahkan menciptakan setting, tetapi kemenangan menjadi milik Chico dengan skor 23-21, setelah kedua pemain bermain selama 81 menit. "Saya akhirnya bermain kurang tenang, ada kepanikan sedikit," kata atlet asal PB Djarum ini.
"Dari dua turnamen di Hong Kong dan Korea ini, saya mengambil banyak pelajaran yang baik. Terutama kalau sudah di level atas itu, pikiran dan mentalnya harus kuat. Lengah sedikit langsung banyak hilang poin," demikian Ubed.
 
										

