Sejak poin pertama, Igarashi/Shida langsung menunjukkan dominasi mereka dengan permainan cepat, rotasi yang baik, solid dalam menutup lapangan saat salah satu di antara mereka kesulitan bergerak untuk menjangkau kok, dan konsisten baik di arena belakang dan depan. Pasangan anyar "Negeri Sakura"" itu meraup lima poin beruntun untuk memperlebar keunggulan 9-3 atas Apri/Fadia, dan tetap mempertahankan keunggulan sebelum menutup interval gim pertama dengan skor 11-4 dalam waktu lima menit.
Setelah rehat, Igarashi/Shida tetap memegang kendali permainan serta menjaga keunggulan hingga mengunci kemenangan gim pertama dengan skor 21-16. "Tadi di gim pertama sebenarnya kita belum tahu pola mereka seperti apa, jadi masih meraba-raba," tanggap Fadia melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.
"Cuman karena Arisa Igarashi, mungkin, lebih yakin di depan. Ini, kan, bolanya kenceng, jadi nggak bisa reli. Mereka lebih berani buat nyepetin," tambahnya.
Di gim berikutnya, Apri/Fadia membuka keunggulan dengan perolehan dua poin berturut-turut. Namun, setelah menyamakan kedudukan menjadi 3-3, Igarashi/Shida terus menjaga keunggulan dan tetap unggul di interval gim kedua dengan skor 11-7. Upaya Igarashi/Shida untuk mempercepat tempo permainan membuahkan hasil dengan keunggulan terbesar 17-13.
Apri/Fadia perlahan membangun momentum hingga dapat menyamakan kedudukan menjadi 19-19 --untuk kali pertama skor kembali sama kuat sejak 3-3--. Namun, di momen krusial, duo Jepang meraih dua poin melalui kesalahan servis Apri, serta pengembalian tanggung yang langsung disambar oleh Igarashi di depan net. "Arisa Igarashi memang nutup mainnya, saya pribadi merasa kurang tenang dan baru dapat pola permainan setelah interval gim kedua," kata Apri.
"Sayang, di poin 19-19 saya kurang tenang," pungkasnya.


