5 Fakta Menarik di Arena Karpet Hijau Sepanjang Tahun 2016

Naoko Fukuman/Kurumi Yonao dan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari
Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari Mencetak Rekor Dunia di Tahun 2016 Ketika Melawan Naoko Fukuman/Kurumi Yonao
Internasional ‐ Created by AH

Tahun 2016 akan segera berakhir beberapa hari lagi. Namun hal-hal menarik, tak terduga, unik, dan bahkan belum pernah terjadi sebelumnya di arena karpet hijau sepanjang tahun 2016 ini, tentunya bakal sulit untuk dilupakan. Berikut kami rangkum dalam 5 Fakta Menarik di arena karpet hijau sepanjang tahun 2016 versi Djarum Badminton.

Rekor Pertandingan Terlama

Tentunya kita masih ingat rekor pertandingan terlama yang diciptakan oleh pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari kontra ganda Jepang, Naoko Fukuman/Kurumi Yonao di babak semifinal kejuaraan Asia di Wuhan, pada Sabtu (30/4/2016).

Pertandingan tersebut memecahkan rekor sebagai laga terpanjang dalam sejarah bulutungkis dunia. Laga tersebut berlangsung selama 2 jam 41 menit atau 161 menit. Wow!

Menurut situs resmi BWF, itu merupakan laga terlama dalam sejarah bulutangkis. Namun, Federasi Bulutangkis Dunia tersebut tidak menyebutkan dengan detail siapa pemilik rekor sebelumnya. Sayang, Greysia/Nitya harus menyerah 21-13, 19-21 dan 22-24 dari Naoko/Kurumi.

Carolina Marin, Wakil Eropa Pertama kalinya Meraih Medali Emas Olimpiade

Pebulutangkis tunggal putri asal Spanyol, Carolina Marin, mampu membuat kejutan dan mencetak sejarah baru di ajang kejuaraan Olimpiade Rio 2016. Dirinya berhasil menyabet medali emas, yang membuat dirinya sebagai pebulutangkis tunggal putri pertama asal Eropa yang menyabet medali emas Olimpiade dari cabang Bulutangkis. Rekor tersebut sekaligus mematahkan dominasi negara Asia dalam perolehan medali emas Olimpiade.

Olimpiade Rio merupakan Olimpiade kedua yang Marin ikuti. Debut pertamanya pada Olimpiade London 2012, Marin tak bisa berbuat banyak setelah di jegal oleh sang juara kala itu, Li Xuerui. Namun pasca kegagalannya di Olimpiade London 2012, grafik permainan dan prestasi pemain asal Spanyol ini terus meningkat, hingga kini masih menjadi lawan yang di takuti oleh musuh-musuhnya.

Parade Pensiun

Kabar yang cukup sedih pun tersaji di arena karpet hijau di tahun 2016 ini. Para talenta-talenta pemukul bulu angsa dari berbagai penjuru dunia secara beruntun memberikan kabar akan segera pensiun dari olahraga yang membesarkan namanya ini. Adapun beberapa nama yang memutuskan untuk pensiun dari bulutangkis seperti Yu Yang (Tiongkok), Zhao Yunlei (Tiongkok), Lee Yong Dae (Korea), Wang Yihan (Tiongkok), Lindaweni Fanetri (Indonesia), dan masih banyak lagi.

'Lahirnya' Chen Qingchen

Tiongkok kembali melahirkan talenta pebulutangkis muda yang sudah benar-benar siap bersaing di kancah dunia. Ya, siapa yang tak mengenal pebulutangkis spesialis ganda putri dan campuran asal Tiongkok yang satu ini, ia adalah Chen Qingchen.

Chen berkilau bak permata di sepanjang tahun 2016 ini. Chen lahir di Guangdong, 23 Juni 1997. Banyak pecinta bulutangkis yang memprediksikannya menjadi bintang baru di dunia bulutangkis jika ia mampu tampil konsisten. Ia dinilai akan menjadi penerus Zhao Yunlei, Tian Qing, and Yu Yang.

Namanya telah bersinar sejak masih menjajaki turnamen bulutangkis junior. Ia mencetak hattrick di nomor ganda campuran dari tahun 2013-2015, dan dua gelar ganda putri pada tahun 2014-2015 di kejuaraan dunia junior.

Tak hanya itu, Chen yang berpasangan dengan Zheng Siwei di ganda campuran pun sukses menyabet gelar juara Grand Prix Gold pertamanya di Bitburger Open 2014. Sementara di nomor ganda putri, Chen yang kerap dipasangkan dengan Jia Yifan berhasil masuk ke dalam daftar 20 pemain top dunia di tahun 2016.

Puncak kesuksesannya adalah saat ia berhasil meraih juara ganda putri Australia Superseries Open 2016 bersama Bao Yixin. Deretan prestasinya kian bertambah panjang dengan menjuarai Japan Open Superseries 2016, dan dua gelar juara sekaligus untuk nomor ganda putri dan ganda campuran di Dubai Superseries Finals 2016.

Saat Uber Cup 2016, ia menjadi penentu kemenangan Tiongkok atas Korea. Chen yang kala itu berpasangan dengan Tang Yuanting memastikan kemenangan setelah menaklukkan ganda putri Korea, Lee So Hee/Chang Ye Na. Chen terlihat sangat emosional merayakan kemenangannya karena itu merupakan pengalaman pertamanya memperkuat Tiongkok di Uber Cup sekaligus menjadi gelar beregu perdana baginya.

Kini, jutaan pasang mata tertuju padanya, menantikan sepak terjang berikutnya dari Chen, permata baru dari Tiongkok.

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir Kembalikan Tradisi Emas Olimpiade di Hari Kemerdekaan Indonesia

Tentunya momen kembalinya tradisi emas Olimpiade yang berhasil di pecahkan Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di ajang Olimpiade Rio 2016 tak bisa dilupakan oleh pecinta bulutangkis di tanah air. Bagaimana tidak, setelah terakhir emas Olimpiade di raih pasangan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan di Olimpiade Beijing 2008, dan puasa medali di Olimpiade London 2012, Tontowi/Liliyana akhirnya mampu membuat seluruh warga Indonesia tersenyum dan bangga dengan torehan prestasi yang mereka raihnya.

Di tambah lagi, keduanya berhasil membawa pulang medali emas pada Rabu (17/8/2016) yang mana bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia. Pada laga final, Tontowi/Liliyana mengalahkan pasangan Malaysia, Peng Soon Chan/Liu Ying Goh dengan dua game langsung, 21-14 dan 21-12.

Itulah 5 Fakta Menarik di Arena karpet Hijau Sepanjang Tahun 2016 versi Djarum Badminton. Semoga di tahun 2017 mendatang, banyak lagi kejutan-kejutan lainnya yang bakal terjadi di arena pertandingan karpet hijau. Dan tentunya kita berharap, semoga para pahlawan bulutangkis Indonesia bisa terus bangkit dan mampu menorehkan prestasi-prestasi yang gemilang di tahun 2017 mendatang dan seterusnya.