"Secara keseluruhan saya mengapresiasi kerja keras para atlet di lapangan, tetapi ini juga merupakan buah dari proses pembinaan yang panjang disiplin serta kerja sama yang solid antara pelatih, tim pendukung, dan seluruh elemen di bawah naungan PBSI," tanggapnya melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI, Minggu (26/10).
"Keberhasilan ini menunjukkan arah pembinaan yang kami jalankan sudah berada di jalur yang tepat namun kami menyadari tantangan ke depan akan semakin berat. Oleh karena itu evaluasi tetap akan kami lakukan," Eng Hian, menambahkan.
Namun, ada catatan khusus di sektor ganda putra yang patut mendapat apresiasi. Pasalnya, hanya pasangan dari sektor ganda putra pratama yang berhasil meraih gelar juara pada turnamen bulu tangkis level BWF Tour Super 100, dan pencapaian itu menjadi gelar juara perdana bagi mereka.
Sementara di sektor tunggal putri, Eng Hian melihat performa Mutiara Ayu Puspitasari cukup bagus dan berharap dapat terus ditingkatkan mengikuti tren bermain tunggal putri saat ini, agar bisa segera menciptakan pemain tunggal putri di level elite.
Menurutnya, turnamen yang berlangsung di GOR PBSI, Medan, Sumatra Utara tersebut, merupakan bagian dari proses pembinaan sekaligus ajang pembuktian bagi para atlet potensial Indonesia untuk meraih gelar juara secara bertahap, dimulai dari level bawah hingga ke tingkat yang lebih tinggi. "Pencapaian ini tentunya menjadi bagian dari proses akselerasi untuk regenerasi, kecuali Apri/Fadia (Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti) karena mereka diturunkan di turnamen ini untuk meraih gelar juara dan menaikkan ranking poin mereka," ungkapnya.
Ke depan, ia berharap para atlet muda peraih gelar juara pada turnamen ini, yaitu Moh. Zaki Ubaidillah, Marwan Faza/Aisyah Salsabila Putri Pranata, Raymond Indra/Nikolaus Joaquin, serta penyandang gelar runner-up Isyana Syahira Meida/Rinjani Kwinnara Nastine, dapat terus berkembang dan meraih prestasi di level yang lebih tinggi.


