Tim All England Terus Dalam Pantauan di Hari Kelima Masa Isolasi

Pitha Haningtyas Mentari (depan) dan Mychelle Chrystine Bandaso saat menjalani sesi latihan dalam masa isolasi mandiri.
Pitha Haningtyas Mentari (depan) dan Mychelle Chrystine Bandaso saat menjalani sesi latihan dalam masa isolasi mandiri. (Foto: PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Kelompok pertama tim All England 2020 terhitung sudah memasuki hari kelima masa isolasi mandiri sejak Minggu (15/3), kemarin. Sementara kelompok kedua, yakni Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti serta beberapa pelatih dan ofisial baru menginjak hari ketiga. Selama ini pula, seluruh tim All England yang tengah menjalani isolasi mandiri terus berada dalam pantauan intensif.

Seperti rilis yang diterbitkan Badmintonindonesia.org, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti memberikan informasi terkini seputar kondisi atlet yang telah beberapa hari menjalani isolasi mandiri. Tim dokter PBSI juga secara intensif rutin meninjau guna melakukan pemeriksaan suhu tubuh dan lainnya.

“Sampai hari ini hasil laporan dari tim dokter semua dalam kondisi baik. Pokoknya semua tak lepas dari pantauan dokter,” kata Susy Susanti.

Susy juga mengatakan bila mulai hari ini, beberapa atlet yang berada dalam masa isolasi mandiri sudah menjalani latihan seperti biasa, namun di lapangan yang terpisah dengan atlet lainnya. Jam latihan pun telah diatur masing-masing pelatih di setiap sektornya.

“Atlet yang pulang dari All England latihannya terpisah dari atlet yang lain, lapangan yang dipakai juga terpisah. Begitu pula dengan pemakaian gym, akan diatur dan tetap dikontrol dokter dan bagian logistik. Akan lebih diperhatikan kebersihannya, alat-alat yang habis dipakai juga akan disemprot disinfektan,” katanya yang juga tengah menjalani isolasi mandiri sepulangnya dari Birmingham, Inggris.

Saat ini, lebih dari 15 turnamen internasional bahkan nasional sudah resmi dibatalkan akibat dampak wabah virus Corona atau COVID-19. Meski begitu, Susy memandang jika kondisi tanpa turnamen ini tidak akan memengaruhi para atlet.

“Harusnya tidak terpengaruh ya, karena jadinya kan cuma tidak ada pertandingan, karena situasi yang kurang kondusif. Keselamatan dan kesehatan lebih diutamakan. Saya sendiri memang belum pernah mengalami masa seperti ini. Zaman saya dulu beda lagi situasinya, pernah mau ikut turnamen di saat Perang Teluk, jadi kalau mau berangkat tanding harus muter-muter cari rute tidak boleh melewati Timur Tengah,” tutupnya.

Saat ini, tim All England tidak hanya dipantau tim dokter, tapi juga ahli gizi. Asupan makanan dan vitamin atlet betul-betul dijaga. Tidak hanya atlet, seluruh tim ofisial yang kembali dari All England 2020 termasuk pelatih, fisioterapis hingga ahli pijat juga mendapatkan perhatian khusus dalam hal pantauan medis dan nutrisi selama masa isolasi mandiri.